30 || Promise

17.8K 1.7K 26
                                    

Selamat membaca.
Semoga suka sama part-nya!🤍
.....

"Hai, Ra!" sapa Arka di depan pintu kelas Neira.

"Arka? Kamu ngapain?" tanya Neira membuat Arka mengerucutkan bibirnya.

"Ya, mau ketemu kamu lah."

Melihat itu Zio jadi gemas dan melempar Arka dengan pulpen membuat laki-laki mendengkus kesal.

"Alay, lo!" ucap Zio.

Diambilnya pulpen yang Zio lempar tadi lalu ia lempar sejauh mungkin sampai keluar kelas. Arka tersenyum miring, beraninya Zio tengil itu melemparnya dengan pulpen.

"Tai! Itu pulpennya si Wati, goblok!" umpat Zio. Arka tersenyum kemenangan.

"Ayo." Arka menarik tangan Neira pelan membuat Neira jadi kebingungan sendiri.

Neira diam saja dan menurut saat Arka membawanya ke rooftop sekolah. Angin yang berhembus di sana membuat beberapa helai rambut Neira menutupi wajahnya.

"Ra, aku mau ajakin kamu makan malem," ucap Arka.

"Ada acara apa?"

"Nggak ada. Aku mau makan malem di restoran nanti. Aku mau memperlurus hubungan kita," ucap Arka lagi. Neira terkikik geli mendengar itu.

"Kamu ngomong apa sih, Ar."

"Aku serius. Pokoknya nanti aku jemput kamu jam tujuh. Kamu harus dandan yang cantik, paham?" Neira mengangguk saja.

"Pinter!" Arka menepuk pelan kepala Neira.

"Oh iya, Angga mau ajak aku pulang bareng nanti. Ada yang mau dia omongin ke—"

"Nggak mau denger kalau tentang Angga." Arka memalingkan wajahnya. Neira tersenyum samar.

"Kamu sensi banget sama Angga. Dengerin dulu kenapa sih, Ar." Neira mengerucutkan bibirnya.

"Dengerin apa? Kamu tau 'kan kalau Angga suka sama kamu?"

"Ar, udah sih marahnya, dengerin aku dulu. Tau ah, males aku sama kamu. Mau pergi aja," ucap Neira lalu hendak pergi, tapi Arka menahannya.

"Ngambek, dih!" ejek Arka.

"Tau!"

"Iya iya, aku dengerin. Jelasin apa, hm?" tanya Arka menyelipkan anak rambut Neira.

"Angga mau pindah ke luar kota," ucap Neira.

"Serius?"

"Iya."

"Kok nggak ada ngasih tau aku?" tanya Arka.

"Ya kali dia ngasih tau ke kamu. Kamu sama Angga kan nggak akur," ucap Neira.

"Iya juga sih. Emang pindah ke mana?"

"Katanya sih ke Jogja. Dia pindah karena kerjaan papanya."

"Dih, tau banget kamu soal Angga." Arka memandang Neira tak suka.

"Ck, ya tau lah! Sebelum ada kamu, aku sama Angga itu deket bangettt," jelas Neira dengan wajah yang menggemaskan.

"Terus aku tembok kalian gitu?" tanya Arka tak suka.

"Ih nggak gitu, Arka mah!" kesal Neira.

Arka jadi gemas sendiri. "Kamu ngeselin, Ra," ucapnya tiba-tiba.

"Hah? Kenapa?" Neira mengerjapkan matanya.

"Tuh 'kan ngeselin banget," kata Arka lagi.

"Ih, apa sih, Ar? Ngeselin kenapa?" tanya Neira.

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang