45 || Berangkat

17.9K 1.8K 85
                                    

Happy reading!

Part nya pendek,
Jadi, baca pelan pelan yaw😂

"Kamu serius mau berangkat besok?" tanya Fernan.

"Iya, Pa. Nei serius, lagian kalau nggak besok, kapan lagi? Bentar lagi Nei 'kan nggak ada waktu banyak," jawab Neira.

"Nggak apa-apa, Pa. Neira ada benernya, lagian dia di sana 'kan cuma beberapa hari aja." Kevin membela Neira.

"Papa, sih, iya-iya aja. Kamu hati-hati, ya? Papa nggak bisa ikut kamu," ucap Fernan. Neira mengangguk.

"Nggak apa-apa, Pa. Nei udah besar, jadi bisa jaga diri sendiri," kata Neira diangguki Fernan dan Kevin.

"Ya udah, sana buruan tidur kalau udah beres-beres. Besok Abang anter ke bandara," ucap Kevin. Neira mengangguk semangat.

"Makasih ya buat Papa sama Abang. Kalian udah dukung Nei buat nyusulin Arka." Neira mengembangkan senyumnya lebar-lebar.

"Asal kamu bahagia mah Papa seneng, Nei," balas Fernan.

"Iya, udah buruan tidur. Ini udah malem," suruh Kevin.

Neira mengangguk. Setelah Fernan dan Kevin berlalu, barulah Neira menaiki anak tangga dan menuju kamarnya.

"Nggak sabar nunggu besok," ucapnya.

Perasaannya campur aduk antara bahagia, gugup dan juga takut. Tapi semua itu ia hilangkan dari pikirannya, lalu dia mulai memejamkan matanya. Hingga akhirnya gadis itu benar-benar tertidur.

⊰⊹ฺ

Hari sudah berganti, di sinilah Neira. Di bandara dengan Fernan, Kevin dan juga teman-temannya. Ya, tadi pagi mereka sengaja ke rumah Neira dengan alasan ingin mengantarkan gadis itu.

"Dasar bucin! Sok-sokan mau nyusul Arka," cibir Clara.

"Dih, sewot. Bilang aja, mau dibeliin apa dari sana?" tanya Neira.

"Tau aja lo." Clara terkekeh pelan.

"Gue mah nggak ribet, Nei. Yang penting dapet oleh-oleh dari sana," ucap Keysha.

"Duain," sahut Aldo.

"Tigain," ucap Zio.

Neira terkekeh pelan. "Kalian tenang aja, gue bakal bawa oleh-oleh nanti. Doain gue, ya. Oh iya, jangan sampai kalian kasih tau Arka kalau gue mau ke sana," ucap Neira dengan mata menuding.

Semuanya mengangguk. Bagus, Neira jadi lega. Oke, sekarang ia tinggal berangkat untuk menyusul Arka.

"Neira."

Neira menoleh, gadis tersenyum saat tahu siapa yang datang.

"Bunda," panggilnya. Ya, Riana hadir untuk mengantar Neira.

"Bunda pikir udah telat," ucap Riana seraya terkekeh.

"Nggak, kok, Bun."

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang