19 || Percaya

19.6K 1.9K 77
                                    

Happy Reading!❤️
🍯🍯🍯

"Maaf, Ra."

Neira membuang napas pelan melihat Arka. "Udah, jangan nunduk. Ntar di kira aku cewek apaan," ucapnya. Arka tetap menunduk untuk melihat wajah Neira.

"Maaf, ya? Janji deh nggak ngulangin."

"Kenapa nggak jemput?" tanya Neira.

"Mm ... aku jemput Keysha tadi, maaf ya. Katanya Keysha nggak tau sekolah ini. Papanya sibuk, jadi dia nyuruh aku—"

"ARKA!"

Suara itu membuat Arka dan Neira menoleh, di sana ada Keysha. Neira tersenyum, sedangkan Arka memutar bola matanya malas.

"Arka! Tadi katanya mau nemenin gue ke kopsis. Ayo ah buruan, gue pingin ganti baju olahraga!" ucap Keysha.

"Tapi ini, Ira—"

"Udah nggak apa-apa. Aku mau lanjutin hukuman dulu," ucap Neira tersenyum.

Arka menatap Neira lekat. "Yakin nggak apa-apa?" tanyanya.

Neira mengangguk. "Iya, udah ya," kata Neira lalu melanjutkan hukumannya.

Arka tidak tega melihat Neira dihukum seperti itu, tapi Keysha terus menarik tangannya agar ikut ke kopsis. Setelah Keysha menerima kaos olahraganya. Arka meninggalkan Keysha dan kembali ke lapangan. Namun dia tidak melihat Neira lagi. Ke mana Neira?

⊰⊹ฺ

Kini Neira sudah ada di dalam kelasnya. Keringat di pelipisnya membuat Clara kasihan. Oleh karena itu dia membelikan sebotol air untuk sahabatnya itu.

"Kasian banget dah sahabat gue," ucapnya sambil memberikan air botol di tangannya.

"Thank's."

"Kalian dihukum bareng ya? Pasti sweet!"

"Sweet apaan coba. Orang dia nggak dihukum," balas Neira.

"Hah? Kok bisa? Kalian berangkat bareng 'kan?" tanya Clara.

"Nggak."

"Tumben."

"Dia tadi jemput Keysha, soal—"

"Nah, itu! Itu yang gue bilang lo harus hati-hati sama si licik Keysha, Nei," ucap Clara heboh sendiri.

"Apaan, sih, Clar. Udah deh nggak apa-apa kok."

"Apaan yang nggak apa-apa. Pasti si Keysha tuh yang minta jemput. Dasar tuh jala—"

"Mau bilang apa?" potong Zio.

"Jalangkung, iya jalangkung. Minta dianter jemput mulu kan? Kaya jalangkung," alibi Clara.

"Iya juga, Nei. Bener apa kata Clara. Lo nggak takut apa?" Kini Zio ikut menyahuti.

"Takut apa?" tanya Neira.

"Kalau misal si Keysha suka sama Arka gimana? Nih ya, di antara sahabat cewek sama cowok itu pasti ada yang mendem perasaan," jawab Zio.

"Terus?"

"Gue sih yakin kalau si Keysha ada perasaan sama Arka. Bukan perasaan sahabat, tapi lebih dari itu!" sahut Clara.

Zio mengangguk, setuju dengan Clara. "Lah iya bener. Gue juga mikir gitu."

"Kalau Arka, gue nggak yakin sih kalau dia juga ada perasaan," sahut Clara lagi.

"Tapi, kalau didiemin kayak gini terus, gue yakin si Arka bakal nempel terus sama Keysha. Secara si Keysha satu kelas dan duduk bareng Arka!" ucap Zio.

"Hah?! Duduk bareng?" tanya Neira kaget.

"Tuh kan, lo belum tau ya? Parah, Nei!" kata Clara.

"Tapi gue percaya sama Arka," balas Neira.

"Gue sih percaya nggak percaya. Maksudnya gini, Nei. Gue nggak yakin-yakin amat sama Arka. Bisa aja kan dia juga ada pera—"

"Udah-udah, sih!" Neira menutup telinganya sendiri. "Kalian kenapa kayak nge-provokator gue sama Arka, sih!" lanjutnya.

"Heh! Bukan gitu. Kita itu cuma ngomong apa yang kita rasain tentang Keysha sama Arka," balas Zio.

"Tau! Lagian mana ada sih Nei kita ngerusak hubungan lo. Kita itu cuma berusaha ngelindungin hubungan lo!" sahut Clara.

"Iya, lo harus hati-hati sama Keysha. Secara kan dia cantik juga," timpal Zio.

"Cantikan gue tapi, ya!" balas Clara.

"Tapi gue percaya sama Arka. Iya, gue percaya kok sama dia," ucap Neira mantap.

"Lo bener-bener percaya apa lagi ngeyakinin diri lo sendiri, huh?" tanya Clara.

Neira terdiam sebentar. "Nggak, gue percaya kok sama Arka. Gue percaya. Iya percaya!" katanya.

"Yakin?" pancing Clara.

Neira membuang napas pelan lalu menempelkan pipinya di meja. Memikirkan perkataan Clara dan Zio. Neira percaya pada Arka, tapi ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

"Arka nggak mungkin suka sama Keysha 'kan?" tanya Neira pelan, sangat pelan.

Clara dan Zio saling pandang lalu keduanya menghela napas pelan juga. Clara mengusap punggung Neira pelan, mencoba membuat gadis itu tenang.

"Gue nggak bisa jawab, Nei. Kita lihat nanti aja," jawabnya.

"Lo nggak usah dipikirin dulu dah. Tapi sejauh ini sifat Arka masih care 'kan sama lo?" tanya Zio. Neira mengangguk.

"Masih" jawabnya. "Maybe," lanjutnya pelan, sangat pelan hingga dia saja yang mendengarnya.

"Udahlah, gurunya nggak ada. Ke kantin, yuk!" ajak Zio.

Neira mengadahkan kepalanya. "Traktir ya, Zi. Lo kan kaya," ucapnya.

"Lo mah meres gue mulu. Bangkrut gue nanti!" balas Zio.

Clara tertawa. "Udah ayo buruan. Ntar lagi juga istirahat," sahut Clara.

Mereka akhirnya setuju lalu berjalan ke kantin. Mereka berjalan sambil sesekali tertawa karena ucapan yang dikatakan Zio. Sampailah mereka di kantin. Neira, Clara dan Zio terkejut saat melihat Arka yang duduk berdua dengan Keysha.

"Gabung, yuk!"  ajak Clara menunjuk meja yang ditempati Arka dan Keysha.

"Nggak, ah!" tolak Neira.

"Kenapa? Takut?"

"Ngapain takut. Ayo!"

Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Neira maju lebih dulu ke meja Arka dan Keysha. Gadis itu berdeham, membuat kedua orang itu mengalihkan pandangannya untuk melihat dirinya.

"Eh, sini duduk, Ra." Arka menggeser posisi duduknya. Neira tersenyum lalu duduk di samping Arka,  sedangkan Keysha duduk di depan Arka. Clara dan Zio pun ikut gabung di sana.

"Nanti malem jadi 'kan double date-nya?" tanya Clara.

"Oke," jawab Arka. "Di mana?"

"Enaknya di mana?" sahut Zio.

"Udah gue yang cari tempat. Nanti gue shareloc deh," jawab Clara.

"Oke."

⊰⊹ฺ

NANTI UP LAGI, YA!
TUNGGUIN~

BABAII, JANGAN LUPA VOMMENT!❤️❤️

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang