04 || Malu

59.5K 5.2K 134
                                    

HAPPY READING AGAIN!
(。♡‿♡。)

Hari telah berganti, kini Neira sudah sampai di sekolah dengan dibonceng Angga. Tadi pagi tepatnya pukul enam, Angga telah berada di rumahnya. Dia sedang mengobrol ria dengan ayahnya di ruang tamu. Mau tidak mau, Neira harus harus menghargai Angga, kan?

"Makasih, Ga." Neira merapikan rambutnya setelah turun dari motor Angga.

"Sama-sama," jawab Angga sambil tersenyum memperlihatkan lesung di kedua pipinya.

"Gue ke kelas dulu," pamit Neira.

"Bareng aja," balas Angga menggandeng tangan Neira.

Neira hanya diam saja. Hal ini sudah biasa terjadi diantara mereka.

Saat ingin pergi meninggalkan parkiran, Neira dan Angga berpapasan dengan Arka yang baru saja datang dan memarkirkan motornya. Mata Neira dan Arka saling memandang satu sama lain.

Tersadar, Neira menarik tangan Angga agar meninggalkan parkiran sekolah sebelum Arka turun dari motornya. Akhirnya dia sampai di kelasnya.

"Makasih," ucap Neira. Angga hanya mengangguk dan tersenyum tipis, lalu laki-laki itu berjalan menuju kelasnya.

"Ampun, dah! Pagi-pagi aja udah nempel," ucap Clara saat Neira sampai di bangkunya.

"Sirik lo!" balas Neira malas.

"Eh, Nei," panggil Zio.

Neira menoleh pada Zio yang mengangkat dagunya ke arah pintu. Neira pun melihat ke arah pintu. Dia sedikit terkejut melihat Arka yang sudah berdiri di depan pintu dengan tatapan yang tak bisa Neira sendiri artikan. Cukup lama mereka saling pandang, lalu Arka pergi dari kelas Neira tanpa mengucap kata apapun.

"Itu anak baru yang lo bilang sepupu, kan?" tanya Zio pada Clara. "Dia kenapa dah."

"Tau, emang gitu. Sifat sikapnya nggak ketebak," jawab Clara.

Sedangkan Neira hanya diam melihat punggung Arka yang berlalu menuju kelasnya sendiri.

"Pagi, Mamen!" sapa Aldo semangat. Arka hanya mengangguk singkat dan menuju ke bangkunya.

Sebelum duduk di bangkunya, matanya dan mata Angga saling memandang lama dengan tatapan tajam masing-masing. Aldo yang menyadari itu pun mengernyitkan dahinya bingung.

"Etdah, kayak orang jatuh cinta aja main tatap-tatapan," ucap Aldo karena merasakan suasana yang canggung.

Arka dan Angga hanya diam. Sedangkan Aldo kesal karena dicampakkan.

"Ekhem." Arka berdehem sebentar. "Ada hubungan apa lo sama Ira?" tanya Arka to the point pada Angga.

"Gue? Ira siapa, sih?" sahut Aldo. Arka berdecak kesal.

"Bukan lo. Tapi, di samping lo," ucap Arka malas. Angga hanya mengangkat satu alisnya.

"Ira?"

"Neira," ralat Arka.

"Kepo," jawab Angga membuat Arka kesal.

"Jawab gue," ucapnya menahan emosi.

"Penting buat lo tau?" tanya Angga datar.

"Iyalah!"

"Hubungan lo sendiri sama dia apa?" tanya Angga balik. Arka menghela napasnya kesal.

"Jawab dulu pertanyaan gue."

Arka menahan emosinya saat bel masuk berbunyi dan Bu Ningsih sudah datang. Kenapa keberuntungan sering tidak memihaknya?

Sial! batinnya.

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang