14 || Mas pacar

33.6K 2.5K 31
                                    

H A P P Y   R E A D I N G !
^^

Pagi ini Neira kembali di jemput oleh Arka, ya walau pun Arka masih di skors tetapi laki-laki itu tetap mau menjemput Neira. Pikir Arka, libur sekolah tidak apa-apa, asal jangan libur bertemu Neira. Menyebalkan sekali, bukan?

"Udah?" tanya Arka. Neira mengangguk sambil memakan roti di tangannya.

Arka memasangkan helm pada Neira, setelah itu memberikan jaketnya. Masih seperti biasanya. Neira pun naik ke motor Arka.

Arka melajukan motornya hingga sampai ke sekolah. Dia hanya bisa mengantar Neira sampai gerbang sekolah saja. Setelah sampai, Neira turun lalu melepas helmnya lalu diberikan pada Arka.

"Makasih, Mas. Sana pulang," usir Neira gurau membuat Arka mengacak pelan rambut Neira.

"Mas, Mas! Dipikir Mas ojek?"

"Bukan Mas ojek, tapi Mas pacar," ucap Neira lalu tertawa kecil. Arka juga tertawa kecil mendengar ucapan gadis di depannya ini.

"Ya udah masuk sana. Jangan nakal, jangan deket-deket cowok lain." Arka mengingatkan.

"Bodo amat!" balas Neira lalu masuk ke dalam sekolah.

Arka melihat punggung Neira yang mulai menjauh dan menggeleng pelan. Tidak habis pikir jika semalam Neira sudah menerimanya.

"Mas pacar," gumamnya tertawa kecil lalu pergi meninggalkan sekolah.

⊰⊹ฺ

Neira berjalan sambil bersenandung kecil. Saat hendak sampai di kelas, tiba-tiba dia terkejut saat Angga menyapa dirinya.

"Hai," sapa Angga.

"Hai!"

"Ke ruang musik, mau?" tawar Angga.

"Lah, kan bentar lagi masuk?"

"Guru-guru pada rapat."

"Sok tau banget deh lo." Neira terkekeh mendengarnya.

"Gue wakil ketua OSIS, gue tau," ucap Angga.

Neira mengangguk saja, menyetujui ajakan Angga untuk ke ruang musik. Tidak ada salahnya juga, bukan? Sekarang mereka berdua berjalan menuju ruang musik yang terletak tak jauh dari kelas Neira.

"Kok rapat terus, sih, gurunya?" tanya Neira basa-basi.

"Bentar lagi ujian kenaikan kelas, lo nggak lupa 'kan?" tanya Angga kembali.

"Eh? Kapan?" Wajah Neira terlihat terkejut dan bingung membuat Angga tertawa kecil.

"Dua minggu lagi, lo bener-bener lupa."

Neira hanya menampilkan deretan giginya, dia sampai lupa jika sebentar lagi dia akan ujian kenaikan kelas. Sampailah mereka di ruang musik, Neira langsung duduk di kursi sambil memangku gitar. Sedangkan Angga duduk di depan piano.

Neira bermain gitar dengan asal , hal membuat Angga terus tertawa akan kekonyolan yang Neira buat. Angga memang tipe orang yang pelit senyum, tapi jika dihadapkan dengan Neira, jangankan tersenyum, Angga bahkan tertawa tanpa henti.

"Nei, lo salah main gitarnya. Sini gue ajarin," ucap Angga lalu berdiri di belakang Neira.

Tanpa diduga, Angga mengajarkan Neira dengan cara yang menurut Neira terlalu dekat. Bukan besar kepala, tapi ini memang terlalu dekat. Angga seperti memeluk Neira dari belakang. Jujur sana gadis itu sedikit risih.

"Ga, mm ... gue balik kelas aja deh." Neira mencoba menjauhkan dirinya dari Angga.

"Kenapa ngehindar, Nei?" tanya Angga seolah tahu jika Neira memang menghindar.

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang