4.Hurt

2.9K 243 23
                                    




Pagi-pagi sekali nyonya Jeon sudah ada di rumah anaknya, ia mampir ke rumah Jungkook membawakan ramuan herbal untuk menantunya.

Nyonya Jeon ingin Jimin segera hamil tapi ia tak tahu jika selama ini putranya tidak pernah tidur seranjang dengan istrinya. Andai saja nyonya Jeon tahu mungkin ia akan meminta Jungkook untuk menceraikan istrinya itu.

Lagipula tidak ada hal yang patut Jungkook banggakan dari istrinya itu kecuali fisiknya. Di saat teman-temannya sibuk membanggakan kelebihan menantu mereka, ibu Jungkook hanya bisa diam dan tersenyum tipis. Memangnya apa kelebihan menantunya itu, pandai memasak? Tidak. Merawat suami? tidak juga. Bahkan terakhir kali ibu Jungkook melihat penampilan anaknya itu yang makin lusuh. Nyonya Jeon tahu seperti apa cara berpakaian putranya itu sebelum menikah. Jungkook adalah orang yang rapi, biasanya ia akan mengenakan setelan kemeja saat bepergian kemana-mana tapi sekarang jangankan memakai kemeja, mencukur kumisnya saja sepertinya sudah tidak ia lakukan lagi.


Anaknya jadi tidak terawat dan kelihatan begitu menyedihkan semenjak menikahi Jimin. Sebenarnya sudah beberapa kali nyonya Jeon meminta putranya untuk menceraikan Jimin tapi putranya itu selalu menolak permintaannya.


Jungkook bahkan sampai berlutut di bawah kakinya, meminta agar ia mau membiarkan putranyq untuk tetap hidup bersama dengan istri pilihannya. Anaknya memang sangat mencintai pria mungil itu tapi nyonya Jeon sendiri tidak tahu kenapa anaknya itu bisa jatuh cinta pada pria miskin itu.

"Jungkook sayang. Ibu datang, nak."

Ibu jungkook mengetuk pintu kamar Jungkook yang dimana di dalamnya ada Jimin yang sedang tertidur pulas di atas ranjang. Sementara putranya sendiri harus tidur di sofa tanpa mengenakan selimut di tubuhnya. Semua selimut telah di pakai oleh Jimin sementara yang lainnya masih ada di jemuran.


Sebenarnya selimut itu belum kotor tapi sepertinya Jimin memang sengaja membiarkan Jungkook tersiksa mencuci pakaian dan selimut bahkan tak peduli jika di saat itu cuaca sedang dingin-dinginnya.

Jungkook sama sekali idak mengajukan protes apapun, ia memilih untuk mengalah karena tahu jika istrinya itu sudah lelah seharian bekerja di luar rumah. Sementara ia di kantor hanya sebentar saja, biasanya Jungkook ke kantor hanya untuk mengontrol kinerja anak buahnya. Selebihnya jika tidak ada rapat maka Jungkook akan memilih pulang ke rumah, mengerjakan pekerjaan rumah yang seharusnya di lakukan oleh istrinya.

Jimin yang kaget mendengar suara ibu Jungkook pun buru-buru membangunkan jungkook. Jimin membuka pintu kamar dengan Jungkook yang berdiri di sampingnya.

Karena tidak ingin membuat ibu mertuanya curiga, Jimin pun terpaksa merangkul lengan suaminya. Jika hanya ia dan Jungkook yang ada di rumah mana mungkin ia sudi melakukan ini semua.

"pagi, bu." Jawab Jimin dan Jungkook secara bersamaan.

Jimin mendapat tatapan sinis dari ibu mertuanya apalagi setelah nyonya Jeon melihat kondisi putranya yang terlihat begitu memprihatinkan. Benar-benar tidak terawat. Tubuhnya kurus dan wajahnya pucat.


Nyonya Jeon sudah akan menegur menantunya itu tapi saat ia melihat gerakan mulut Jungkook yang mengatakan bahwa ia baik-baik saja saat itu juga nyonya Jeon mengurungkan niatnya.

Ibu Jungkook terpaksa harus berpura-pura tersenyum. "Ini sudah jam berapa, kenapa kalian baru bangun? Dan untuk kau, Kenapa kau belum juga membuat sarapan untuk suamimu?"

Jimin menggaruk kepalanya. Bola matanya bergulir ke samping. Begitu bosan melihat ibu mertuanya yang benar-benar cerewet.

"Dia terlalu lelah, bu. Semalam ia pulang larut malam."


Ibu jungkook berdecih di tempatnya. Kenapa anaknya selalu menjadi tameng untuk menutupi kelakuan busuk menantunya ini. Memangnya Jungkook pikir ibunya tidak tahu bagaimana kelakuan Jimin saat sedang berada di luar rumah, dasar istri pembangkang.

"Oh, jadi dia lelah yah? bukankah semua orang juga lelah. Memangnya kau pikir ibu tidak lelah setiap hari harus bolak-balik ke kantor untuk menghadiri rapat. Tapi asal kau tahu saja walaupun ibu lelah tapi ibu selalu menyempatkan diri untuk mengurus ayahmu. Memenuhi segala kebutuhannya dan bahkan membuatkannya sarapan. Jadi kenapa istrimu ini manja sekali, kau harus bertindak tegas padanya. Apa kau senang melihat ia menginjak-nginjak harga dirimu?"

"apa maksud ibu mengatakan hal itu, aku dan Jungkook baik-baik saja kok, iya kan sayang?"

Jimin mengkode Jungkook agar Pria itu mau mengangguk. Karena pada dasarnya Jungkook itu penurut, ia pun selalu mengikuti kemauan istrinya. Salahkan saja Jungkook yang terlalu mencintai istri pembangkangnya itu.

"aku harap ibu tidak mengatakan hal semacam itu lagi pada Jimin, karena mau bagaimana pun dia itu tetap menantu ibu."

Dalam hati Jimin sibuk mengumpati ibu mertuanya itu. Menyebalkan sekali tua bangka ini.

"kau membela istrimu daripada ibu, begitu? apa kau tahu seperti apa kelakuannya saat berada di luar rumah?"

Jungkook menutup telingany. Ia tidak ingin mendengar lanjutan perkataan ibunya. Jungkook tidak bodoh, ia mengenal Jimin lebih dari siapapun. Termasuk dengan hal yang seminggu lalu Jimin lakukan bersama pria yang bernama Sehun itu. Karena secara diam-diam Jungkook menyewa orang untuk mengikuti dan mencari tahu hal-hal apa yang di lakukan Jimin dan kemana saja pria itu pergi setiap harinya.

Dan hasilnya air mata Jungkook langsung jatuh begitu orang suruhannya itu mengirimkan foto-foto bugil Jimin bersama dengan Sehun. Orang itu mengatakan bahwa ini bukan kali pertamanya ia mendapati Jimin dan Sehun pergi ke hotel untuk bercinta. Bahkan dalam waktu satu bulan saja mungkin ada 5 Kali.


Mengapa Jimin bisa dengan mudahnya menyerahkan hal yang begitu berharga dari dirinya pada pria lain sementara suaminya sendiri tak pernah di berikan kesempatan untuk menyentuh tubuhnya bahkan untuk sejengkal pun.











Tbc.

Can I Make You Love Me? (Dalam Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang