7. Back

2.3K 211 9
                                    




Jam tujuh malam Jimin baru terbangun dari tidurnya, ia begitu kelelahan karena harus melayani Sehun seharian penuh. Mereka bahkan baru berhenti bermain jam tiga sore.

"sayang?" Jimin meraba-raba sampingnya dan ternyata kosong. Sepertinya  Pria itu pergi setelah mereka selesai bercinta. Dengan perlahan Jimin menggerakkan kedua kakinya, lubangnya sakit dan mungkin sudah benar-benar lecet di bawah sana.

Jimin menghentikan langkahnya begitu melihat sebuah  sticky note yang menempel di samping ranjang. Jimin mendekat lalu membaca sticky note itu.

"Sayang, maafkan aku karena terpaksa harus meninggalkanmu sendirian. Aku ada pertemuan dengan produser malam ini. Jangan lupa  mandi sebelum kau pulang. Dan jangan lupa ambil hadiahmu di dalam laci, ok?"

💜Love, Sehun.

Dengan semangat Jimin langsung membuka laci dan mengambil hadiahnya yang di letakkan di dalam tote bag, senyumnya bertambah lebar setelah  melihat hadiahnya. Satu set cincin  dan kalung berlian yang sudah lamai Jimin inginkan. Dulu mereka berdua pernah melihatnya di sebuah pameran dan harganya sangat mahal tapi karena saat itu hubungan mereka belum terlalu dekat jadi Jimin tidak berani mengatakan pada Sehun jika ia menginginkan perhiasan-perhiasan itu. Tapi syukurlah karena sekarang pria itu membelikan apa yang ia inginkan. Jimin benar-benar bahagia memiliki kekasih tampan dan juga perhatian seperti Sehun.



                                 🌼🌼🌼






"pokoknya mulai hari ini kau harus mulai kemoterapi secara teratur. Ibu tidak ingin mendengar pengaduan dari dokter jika sewaktu-waktu kau lalai dan melewatkan jadwal kemoterapimu, kau mengerti?"

Jungkook mengangguk di dalam pelukan ibunya. Malam ini ia sudah bisa pulang ke rumah tentu saja setelah hampir seharian penuh ia di rawat di rumah sakit. Sebenarnya Jungkook belum sepenuhnya di beri kebebasan untuk beraktivitas di luar ruangan mengingat keadaannya belum pulih total tapi karena Jungkook  bersikeras ingin tetap pulang, ibunya pun terpaksa harus bernegosiasi dengan dokter agar putranya itu boleh pulang.

Jika kalian tahu apa alasan utama Jungkook memaksakan diri untuk pulang ke rumah, mungkin sebagian dari kalian akan marah atau mungkin mengatai Jungkook pria yang bodoh karena ia pulang ke rumah hanya karena merasa rindu dengan istrinya yang tak tahu diri itu. Istri pembangkang,durhaka dan yang lebih parahnya lagi tega meninggalkan suaminya bahkan di saat suaminya tengah berjuang seorang diri menahan rasa sakit akibat penyakit kronis yang di deritanya.

Ya, memang hanya Jiminlah satu-satunya istri yang bisa melakukan hal itu, ia bahkan sama sekali tidak pernah menganggap Jungkook sebagai suaminya dan yang dengan tidak tahu malunya malah mengumbar kata-kata cinta kepada pria lain, orang brengsek yang tidak sepantasnya mendapatkan cinta tulus dari orang sebaik Jungkook.




                              🌸🌸🌸



" sekarang beristirahatlah. Ibu pasti sangat kelelahan karena harus menjagaku seharian penuh."

Jungkook berbaring di atas ranjangnya sementara ibunya duduk di samping ranjangnya sambil mengenggam tangan dingin milik putranya itu. Bibir nyonya Jeon bergetar, ia hampir  menangis di hadapan putranya tapi untungnya kali ini ia bisa menahan dirinya.

"baiklah, kalau begitu ibu ke kamar dulu, istirahatlah. Ibu menyayangimu, nak."

Jungkook mengangguk lalu mencium punggung tangan ibunya membuat wanita paruh baya itu semakin tidak kuat menahan air matanya.

" selamat malam, tidur yang nyenyak, ok?"

"ibu juga." setelah mengatakan hal itu Jungkook langsung memejamkan matanya, saat melihat putranya telah terlelap  nyonya Jeon pun buru-buru berlari keluar ruangan, ia sudah tidak tahan lagi.

Air matanya  menetes membasahi wajahnya yang masih terlihat begitu cantik bahkan di usianya yang sudah menginjak 50 tahun.

Ibu Jungkook menutup pintu kamar anaknya, pelan sekali. Setelah pintu itu tertutup, ibu Jungkook pun masuk ke dalam kamar tamu dan menguncinya.

Nyonya Jeon memilih kamar itu karena hanya di sanalah ia bisa menangis sepuasnya, mengingat kamar yang satu itu telah  di lengkapi fasilitas kedap suara jadi jika ia menangis sampai pagi pun maka tidak akan ada orang yang akan mendengar suara tangisannya Itu.

Tanpa sepengetahuan ibunya Jungkook ternyata telah melepas beberapa pelapis dinding kamar tamunya itu hingga membuat ia bisa mendengar suara tangisan  ibunya di dalam kamar itu. Air mata Jungkook berjatuhan, sebenarnya ia tidak pernah menginginkan ibunya untuk mengetahui semua penderitaan yang  selama ini ia alami namun apa daya sepertinya Tuhan punya rencananya sendiri dengan  membiarkan ibu Jungkook tahu semua penderitaan anaknya itu.



                                🌼🌼🌼





Jam di dinding  menunjukkan pukul 10 malam namun Jimin masih saja keluyuran di luar rumah. Tidak hanya itu saja bahkan saat ini ia sibuk meliukkan tubuh moleknya itu di tengah-tengah kerumunan para pria di sebuah klub yang terletak di pusat kota Gangnam.

Jimin bahkan dengan sengaja membiarkan pria-pria hidung belang itu menyentuh bagian-bagian intim di tubuhnya dan setelah itu seperti biasa dengan tidak tahu malunya ia akan mengeluarkan suara desahannya, membuat pria-pria di sana berlomba-lomba untuk bisa membawanya ke tempat peraduan.

Jimin  tidak tahu jika dari sudut ruangan itu ada sepasang mata yang menatap tubuhnya dengan raut wajah yang begitu emosi. Memangnya siapa lagi orang yang akan bersikap seperti kalau bukan Taehyung, mantan kekasihnya.


Pria itu menyeringai saat melihat tubuh montok Jimin dari arah belakang,mulai dari pinggang yang ramping hingga bokong montok pria itu, tidak ada satupun yang luput dari pandangan matanya.

Sudut bibir Taehyung terangkat, ia terus mengawasi tubuh mungil pria yang sialnya sangat seksi itu hingga membuatnya sampai menjilat bibirnya berulang-ulang kali.

Taehyung pun segera menghampiri pria itu dan hanya dalam sekali tarikan tubuh mungil itu langsung berbalik ke ke arahnya.

"T-taehyung?"Jimin membulatkan matanya, ingin kabur namaun sayangnya pria itu langsung menyeret tubuhnya untuk meninggalkan kerumunan orang banyak yang asyik
Menggesekkan tubuh satu sama lain.

"Kali ini aku tidak akan membiarkanmu lolos. Akan ku buat kau mendesah dan berteriak memanggil-manggil namaku sampai pagi."

Tbc.

Can I Make You Love Me? (Dalam Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang