FLASHBACK....
"Dokter, bagaimana keadaan Istriku? apakah ia baik-baik saja?" tanya Jungkook pada sang Dokter. Dokter itu terlihat merapikan kembali jas yang ia kenakan, mendongak untuk menatap wajah pasien yang hari ini ia tangani itu. Dalam hati Jungkook hanya bisa berharap semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja, baik itu Jimin maupun Taehyung karena Jungkook tidak ingin ada salah satu dari mereka yang pada akhirnya harus di korbankan atau justru yang lebih parahnya lagi menjadi korban dalam kejadian ini.
"kondisinya jauh lebih baik dari hari sebelumnya. Awalnya Tuan Jimin sempat terbangun tepat sehari setelah kami melakukan operasi pengangkatan Janinnya tapi setelah ia mengetahui bahwa ia kehilangan bayinya ia langsung shock berat. Tuan Jimin sempat mengamuk dan menyerang beberapa perawat kami oleh karena itu kami terpaksa menenangkannya dengan cara membiusnya." mata Jungkook melotot, ia mencoba bangkit dari atas ranjangnya dan berlari keluar ruangan namun untungnya tindakannya itu telah lebih dulu di antisipasi oleh sang Dokter dengan menyiagakan beberapa perawat di dalam dan juga luar ruangan. Sang Dokter sepertinya paham betul bagaimana rasanya bila ia berada di posisi Jimin dan Juga Jungkook. Mereka adalah sepasang suami istri yang sebentar lagi akan menjadi orang tua baru namun sayang semua harapan dan doa mereka selama ini belum bisa seturut dengan apa yang mereka kehendaki. Baik Jimin mauun Jungkook mereka sama-sama merasa kehilangan, tidak hanya satu orang saja melainkan dua orang sekaligus. Ibu Jungkook dan juga calon anak pertamanya yang bahkan sejak dari dalam kandungan telah ia beri nama Jungmin yang tentu saja nama itu diambil dari singkatan nama mereka berdua. Jungmin yang dimana kata " Jung" berasal dari nama Jungkook "Min" dari nama Jimin. Bukan hanya itu saja, mereka berdua bahkan telah mempersiapkan semua perlengkapan calon bayi mereka, termasuk sepasang baju dan celana hangat yang beberapa bulan lalu sempat Jimin buat dengan tangannya sendiri. Jungkook
masih ingat betul bagaimana senangnya Jimin waktu itu, menunjukkan hasil karyanya padanya dan mengatakan bahwa ia sudah tidak sabar lagi ingin melihat calon buah hatinya itu memakai baju dan celana buatannya. Bahannya memang tidak mahal tapi setidaknya Jimin senang karena ia bisa memberikan hadiah untuk calon buah hatinya kelak."kumohon, tolong biarkan aku melihat Keadaan Istriku. Aku tidak akan mempercayai semuanya sebelum aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Hiks...Hiks...Kumohon tolong aku Dokter, aku hanya ingin memastikannya saja." Jungkook terus meronta namun sayangnya kedua tangannya tidak dilepaskan, tubuhnya di arahkan menuju ranjang dan kemudian di baringkan. Tenaga Jungkook seolah-olah menghilang tepat setelah Dokter muda di hadapannya memberitahunya tentang kondisi kesehatannya saat ini.
"mohon maaf sebelumnya tapi anda tetap harus beristirahat. Kesehatan anda jauh lebih penting .Tidak perlu mengkhawatirkan keadaan Istri anda karena kami akan merawatnya dengan baik. Kami pasti akan memberi kabar pada anda bila pasien sudah bisa di jenguk , yang terpenting saat ini adalah anda harus memastikan stamina anda tetap fit, tidak terlalu banyak pikiran karena jika tidak begitu maka kondisi kesehatan anda akan jauh lebih menurun lagi." dahi Jungkook mengerut dalam, total bingung dengan penjelasan sang dokter tentang keadaannya. Ia baru saja akan menanyakannya pada Dokter namun sang Dokter telah lebih dahulu memberitahukannya.
"saya tahu, anda pasti sangat bingung dengan penjelasan saya sebelumnya. Sebenarnya ada hal yang ingin saya beritahukan pada anda mengenai kondisi kesehatan anda saat ini. " Jungkook yang emosi langsung bangkit dari tempat tidurnya dan menarik kerah baju sang Dokter, beberapa perawat dalam ruangan itu berniat menghentikan aksi Jungkook namun tak jadi karena sang dokter memberikan kode bahwa ia baik-baik saja.
"anda pasti ingin memberitahuku kalau sebentar lagi aku akan mati, kan? bukankah tebakanku benar, Dokter? katakan sesuatu jangan hanya tinggal diam saja, Dok. Hiks...Hiks...apakah aku harus mati agar semua penderitaanku ini berakhir. Katakan dokter, katakan. Hiks...Hiks... apakah hidupku akan berakhir
menyedihkan?" jika sang Dokter hanya bisa menundukkan kepalanya maka lain halnya dengan semua perawat yang memilih untuk keluar dari dalam ruangan."mohon maaf, Tuan. Kami telah berusaha semaksimal mungkin, melakukan yang terbaik demi kesembuhan anda tapi...."
Sang Dokter belum sempat menyelesaikan penjelasannya hingga tiba-tiba pintu ruangan Jungkook terbuka lebar, seorang suster muncul dari balik pintu dengan nafas yang terengah-engah, mungkin habis berlari.
"gawat Dok, pasien atas nama Kim Taehyung di ruangan 102 tiba-tiba mengalami kejang, tekanan darahnya ikut turun." ucap sang suster sambil menarik nafas panjang, menjaga agar pernafasannya tetap stabil.
Sang Dokter yang tadinya fokus pada Jungkook seketika langsung berlari keluar ruangan meninggalkan Jungkook yang kini mematung di tempatnya, tidak percaya dengan semua fakta yang ia terima hari ini.
Jungkook telah kehilangan Ibunya dan juga calon Anaknya. Jimin bahkan belum bangun dan sekarang apa lagi, Taehyung sekarat? begitu?
Mengapa hidup yang ia jalani begitu berat, sebenarnya kesalahan apa yang telah ia perbuat di masa lalu hingga ia harus menanggung semuanya?
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Make You Love Me? (Dalam Tahap Revisi
FanfictionJimin adalah istri yang sempurna di mata Jungkook, cantik dan juga sangat populer. Namun berkat popularitas yang di raihnya itu membuat Jimin justru jadi kurang memperhatikan Jungkook dan juga rumah tangga mereka. Sanggupkah Jungkook membuat Jimi...