9.Why You Can't See My Heart?

2.5K 210 39
                                    




Jungkook mengangkat istrinya ke dalam kamar, membaringkannya dengan sangat hati-hati. Jungkook duduk di samping ranjang lalu menyentuh kening istrinya, berniat memeriksa suhu tubuhnya yang ternyata sedang demam tinggi.


"sebenarnya apa yang kau lakukan saat aku tidak ada di rumah, apa kau pergi dengan pria itu lagi?"

Jungkook mengenggam tangan Jimin dan mengecup punggung tangannya dengan penuh kasih sayang. Ia terus memerhatikan wajah cantik itu, berandai-andai kapan istrinya itu akan membalas cintanya dan tak lagi mengabaikannya. Jungkook hanya ingin mendapat perhatian yang lebih dari Jimin, apakah itu salah?

"kau tahu, aku bahkan sempat berharap kau akan datang menjengukku di rumah sakit. Tapi aku tahu kalau karirmu itu masih jauh lebih penting daripada aku. Apa yang akan kau lakukan jika kau tahu aku sedang sekarat, apa mungkin kau akan merubah sikapmu?"

Jungkook menggoyang-goyangkan lengan Jimin namun percuma karena pria mungil itu tetap tidak menunjukkan respon apapun.

"Jangan hanya diam saja...hiks...hiks, ayo jawab pertanyaanku. Kenapa kau tega sekali melakukan ini kepadaku, ayo katakan."

Jungkook menangis tersedu-sedu, ia terus mengguncang-guncangkan tubuh istrinya itu namun Jimin tak kunjung memberikannya respon.

Karena lelah menangis dan menjaga Jimin sepanjang malam, Jungkook pun akhirnya ketiduran.

Jimin membuka matanya pelan-pelan, ia berniat menyandarkan punggungnya di kepala ranjang namun rasa sakit di sekujur tubuhnya membuatnya meringis kesakitan. Taehyung benar-benar memperlakukannya dengan kasar, meninggalkan banyak ruam kemerahan di tubuhnya dan juga lecet pada lubangnya.

Jimin kaget saat melihat pria itu tertidur di samping ranjangnya, ia pun langsung membangunkan Jungkook.

"hei...bangunlah. Apa yang kau lakukan di sini? kau tidak berangkat kerja?"

Jungkook terlonjak kaget, ia buru-buru berdiri di hadapan Jimin. Bisa Jimin lihat jika mata pria itu terlihat membengkak, bahkan wajahnya juga kelihatan pucat. Dalam hati Jimin bertanya-tanya apa mungkin Jungkook masih sakit? tapi kenapa ia malah ketiduran di sini, sebenarnya apa yang baru saja terjadi sampai pria itu harus menungguinya begini.

"Apa kau sudah baikan?"

Jungkook mengelus wajah cantik istrinya namun sayangnya Jimin langsung menepis tangan Jungkook dari wajahnya. Jimin memberi tatapan sinis pada pria itun

"apa maksudmu mengatakan hal seperti itu, aku baik-baik saja kok."

Jungkook tersenyum tipis, sepertinya ia harus lebih bersabar untuk menghadapi sikap istrinya yang satu ini.

"syukurlah, aku senang mendengarnya. Aku hanya khawatir karena semalam kau sempat pingsan."


Dahi Jimin mengerut, ia berusaha mengingat-ngingat kejadian semalam namun saat ia berusaha mengingatnya kembali kepalanya langsung sakit. Ingatan tentang Taehyung yang menyetubuhinya secara paksa terus berputar di kepalanya. Jimin tidak tahan, ia menangis dan menarik-narik rambutnya, Jungkook yang melihat istrinya seperti itu pun langsung memeluknya.

"ada apa, sayang? ayo katakan padaku."

Jungkook berusaha menenangkan tubuh Jimin yang gemetaran namun Jimin malah memberontak. Karena saking kuatnya amukan Jimin membuat Jungkook sampai terjatuh ke belakang.

"sudah kubilang lepaskan aku tapi kenapa kau tidak mendengarkan perkataanku juga, hah?"

Jungkook menahan rasa sakit di kepalanya, ia berusaha bangkit dan meraih tangan istrinya. Sementara Jimin semakin gemetaran, air matanya tak kunjung berhenti juga.

"sayang?"

"apa kau tuli? bukankah tadi aku sudah menyuruhmu untuk keluar. Kenapa kau malah diam di tempatmu? Jangan paksa aku berbuat kasar padamu."

Jungkook menggeleng, ia khawatir melihat kondisi Jimin saat ini. Karena secara tidak sengaja ia sempat melihat beberapa bekas ruam kemerahan di tubuh istrinya.

"siapa yang melakukan semua ini padamu, cepat katakan!"

"Daripada mencampuri urusanku, lebih baik urus saja urusanmu sendiri."

Jungkook tersenyum miris "bukan urusanku kau bilang? lalu kau anggap apa aku ini, orang lain, begitu?"

Jimin berusaha turun dari atas ranjang namun sayangnya usahanya itu berujung sia-sia. Bagian bawahnya terasa begitu sakit.

"baguslah kalau kau sadar, jadi aku tidak perlu repot-repot untuk memberitahumu."

Jimin tersenyum meremehkan sementara Jungkook menatap Jimin dengan tatapan kecewa. Air matanya hampir jatuh jika saja Jungkook tidak berusaha untuk menahannya.

"kapan kau akan berubah?''

Jimin berjalan terseok-seok ke arah kamar mandi. Sebelum menutup pintu, Jimin kembali melontarkan kata yang mampu mematahkan hati Jungkook.

"kau bertanya kapan aku akan berubah, kan? jawabannya tidak akan pernah. Kalau kau ingin mendapatkan istri yang lebih baik dari aku, kenapa tidak ceraikan aku saja dan cari istri yang lain."

Jungkook benar-benar emosi hngga secara tidak sadar ia melayangkan tamparan ke wajah istrinya. Bahkan karena saking kerasnya tamparan Jungkook, wajah Jimin sampai merah dan meninggalkan bekas. Jungkook merasa bersalah, ini adalah kali pertamanya bagi Jungkook melakukan hal seperti ini.

"sayang,maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja melakukannya."
Jungkook mendekat ke arah Jjmin, berniat menyentuh pipinya namun Jimin dengan sigap langsung menghindar.

"jangan berani-beraninya kau menyentuhku, brengsek!"

"aku membencimu." Setelah mengatakan hal itu, Jimin pun langsung masuk ke dalam kamar mandi dan membanting pintunya dengan keras.

"Apa yang baru saja kulakukan, bagaimana jika Jimin benar-benar membenciku?"





Tbc.

Can I Make You Love Me? (Dalam Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang