10

3.5K 330 15
                                    

Sesampainya di dalam kamar, Iqbaal mendudukan dirinya tepat di pinggiran ranjang.

"Arghh--bodoh"

Iqbaal memejamkan matanya sebentar, lalu pikirannya mengelana ke (namakamu), perempuan itu selalu saja mempengaruhi pikirannya belakangan ini.

"Gue cape-- gue mohon berhenti"

Iqbaal menarik selimut diranjangnya dengan brutal, Ya memang Iqbaal tidak pernah bisa mengendalikan amarahnya ketika perasaannya seperti sekarang.

"Mau sampai kapan lo nyiksa gue ha (nama), dengan lo ada disini lo bikin gue sakitt, Arghh--"

Semakin brutal, diri Iqbaal berusaha menggapai sisi kesadaran dirinya, tetapi masih saja sisi amarah mengendalinya dirinya.

Prang

Vas Bunga yang berada dinakas Iqbaal terjatuh akibat dirinya, nafasnya menderu tidak beraturan. Iqbaal bernjak mencari sesuatu di dalam laci nakasnya.

"Kemana coba"

Benda yang ia cari tidak ia tukan didalam laci nakas, kemudian ia beralih ke lemari tempat ia menyimpan berkas.

"ck--kemana sih"

Setelah mencari beberapa saat, Iqbaal menemukan apa yang ia cari. Iqbaal tersenyum miring, dia yakin dirinya akan berhasil. Dirinya ingin kembali lagi ke ranjang, tapi sayang indera penglihatannya menangkap (namakamu) tepat di taman belakang, (namakamu) nampaknya sedang merawat Bunga Matahari.

Iqbaal mendekatkan dirinya ke arah jendela yang pas mengarah ke arah taman tersebut, Iqbaal melihat (namakamu) yang terlihat sangat bahagia, terlihat dari senyum yang terukir di wajahnya. Sangat berbanding dengan dirinya, dirinya tidak memiliki kebahagian sama sekali sekarang--sejak (namakamu) ada dikehidupannya.

Trak

Iqbaal menutup tirai jendela itu dengan kasar, menjadikan kamarnya gelap gulita. Iqbaal keluar dari kamar dan menuruni tangga, dan dirinya mengambil penanya didalam kantong jasnya yang terlampir di gantungan kayu didekat tangga.
____________

(namakamu) melanjutkan perawatan pada Bunga Mataharinya yang sempat tertunda karena Suaminya sakit tadi.

"Kalian tumbuh dengan sehat ya"

(namakamu) membereskan peralatannya, kemudian beranjak karena hari sudah mulai sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(namakamu) membereskan peralatannya, kemudian beranjak karena hari sudah mulai sore.

"Kesian sekali kalian"

(namakamu) mengambil bunga matahari yang sempat ia petik tadi, sebelum--Suaminya sakit. Lalu membuatnya dalam bak sampah, karena bunganya nampak layu.

 Lalu membuatnya dalam bak sampah, karena bunganya nampak layu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang