Iqbaal termenung melihat keluar jendela pesawat yang tengah lepas landas, baru ia rasakan sakit disekujur tubuhnya saat ia duduk diatas kursi ini.
Terbesit dipikirannya, apakah ini adalah cara yang benar untuk menemui (namakamu) kembali.
Apakah (namakamu) akan benar-benar memaafkan dirinya. Kemudian pikirannya teralih kepada mimpinya tadi saat ia terbaring dirumah sakit.
Mimpi (namakamu) tengah melahirkan.
Iqbaal mengusap gusar wajahnya. Kemudian ia menatap layar handphonenya yang sedang berada digenggamnya.
Ingin rasanya ia percepat waktu yang ia tempuh saat ini, merutuk kesal dalam hatinya. Bagaimana kondisi (namakamu) sekarang ini, mengingat (namakamu) sendiri hidup disana, tepatnya di Negara orang lain.
Iqbaal mencoba untuk menenangkan diri dengan memejamkan matanya, berharap ketenangan datang mendera dirinya.
1 jam 50 menit lamanya ia harus menunggu supayaa sampai di Malaysia.
----------"Kamu istirahat dulu ya, babynya sama aku dulu"
(namakamu) mengangguk, lalu memberikan bayinya kepada Xevier. Xevier datang mengantikan Zay untuk menjaga (namakamu) sebentar, sementara Zay pulang membersihkan dirinya terlebih dahulu.
Orang tua (namakamu) masih dirumah, kemungkinan mereka akan ikut Zay nanti datang kemari.
"Cantik sekali sih ihh"
Xevier mencium pipi bayi (namakamu), tidak dapat dipungkiri bayi perempuam yang tengah ia gendong ini sangat cantik sekali.
Xevier terkekeh saat melihat reaksi menggeliat dari bayi mungil dalam gendongannya ini. Ia sudah terbiasa menjaga bayi seperti ini, karena Janna masih bayi dahulu dirinya lah yang menjaganya, sosok Ayah yang sekaligus menjadi peran seorang Ibu. Untungnya Janna bisa dan terbiasa untuk meminum susu formula.
"Kamu haus?"
Lamunan (namakamu) terpecah saat suara Xevier memasuki indera pendengarannya.
"Kamu mau apa? Nanti aku beliin"
(namakamu) menggeleng sebagai jawaban.
"Aku mau air putih aja"
"Oke"
Xevier berjalan ke sudut ruangan mengambil, keranjang bayi. Lalu meletakan bayi mungil itu kedalam keranjang.
Xevier membuka kardus tempat air mineral pada umumnya, dan sayangnya tidak ada satupun botol air mineral didalamnya.
Dirinya kenapa bisa secoroboh ini, seharusnya harus membeli lebih banyak stok minuman dan makanan, supaya (namakamu) merasa nyaman selama berada dirumah sakit ini.
"Sebentar deh (nama), airnya ternyata habis, aku beliin dulu ya"
"Nanti aku panggilin perawat buat jaga kamu sebentar ya"
(namakamu) mengangguk, lalu ia melihat tubuh Xevier menghilang dibalik pintu.
"Permisi"
"Masuk"
(namakamu) tersenyum saat perawat itu membawa peralatan untuk membersihkan bayinya. Setelah mendapatkan izin dari (namakamu),perawat itu dengan telaten mengusap sampai menggantikan baju mungil yang sebelumnya melekat pada tubuh bayi (namakamu).
(namakamu) mengambil handphonenya, ingin menutupnya kembali, tiba-tiba ia mendapatkan sebuah notifikasi berupa gambar di emailnya.
(namakamu) terdiam memandang lama gambar yang dikirim seseorang tanpa nama yang jelas pada emailnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies
General Fiction"Kamu gak pernah berubah Mas, dari dulu, sakit" (namakamu) menepuk dadanya, karena tidak tahan mendapatkan perlakuan dari suaminya itu. Ya, Iqbaal adalah suami (namakamu). "Dengar ya, gue ga pernah mau ada lo dikehidupan gue, pergi!" "Mas Iqbaal, ak...