43

1.4K 217 67
                                    

"Aku lembur lagi malam ini, jangan tunggu aku, oke"

(namakamu) mengangguk pelan saat Iqbaal mengecup singkat dahinya, lalu bergegas keluar rumah.

Sudah seminggu ini Iqbaal pulang larut malam, ia selalu menunggu Iqbaal, tetapi terkadang ia terlelap di sofa, dan saat ia bangun dipagi hari ia terbangun diatas kasur mereka, dan pemandangan yang ia rasakan selama satu minggu ini adalah tidak adanya Iqbaal disampingnya.

Ah ya. Keadaan Zay sudah sangat baik, (namakamu) sempat menghubungi orang tua Zay, dan ia sangat terkejut ketika Zay melakukan hal yang bisa fatal bagi dirinya sendiri. Zay mencabut jarum infus yang tertancap ditangannya dan memutuskan pulang juga pada saat itu.

Sangat tidak sinkron dengan profesi dirinya sendiri, bukan?.

Setelah Iqbaal berangkat kekantor, (namakamu) memutuskan untuk membawa Alara jalan-jalan mengelilingi komplek perumahan mereka.

"Anak bunda kita jalan-jalan yaa"

(namakamu) menaruh Alara diatas stoler bayi, kemudian mendorongnya pelan. Keadaan komplek rumah mereka masih sunyi, biasanya ramai apabila ada bibi sayur berjualan kekomplek mereka.

30 menit berlalu

Setelah puas mengelilingi komplek, (namakamu) dan Alara memutuskan untuk pulang, karena cuaca juga sudah mulai terik.

Tiba-tiba langkah (namakamu) terhenti.

"(namakamu) ada ga sih dirumah ya, ko suaminya sering kerumah itu"

Ucap ibu yang berbaju hitam sambil memilih sayur-sayur, dan menunjuk rumah yang tidak jauh dengan rumah (namakamu), hanya berjarak tiga rumah.

Posisi ibu-ibu yang memilih sayur itu membelakangi (namakamu), otomatis mereka tidak mengetahui keberadaan (namakamu), dan posisi (namakamu) berdiri tidak jauh dari mereka, sehingga (namakamu) dapat mendengar dengan jelas suara mereka.

Pandangan (namakamu) tertuju disatu titik yaitu rumah yang dimaksud oleh ibu berbaju warna hitam tadi.

"Belakangan ini ga keliatan sih, biasanyakan bawa anaknya keliling komplek pagi-pagi"

"Itu penghuni rumah baru ya?"

"Iya deh kayanya, baru aja, ada sih aku liat mereka berangkat bareng berdua, gitu aja selama seminggu ini"

"Aku lembur lagi malam ini, jangan tunggu aku, oke"

(namakamu) terhenyak dengan keadaan, ia teringat dengan kelakuan Iqbaal selama satu minggu ini, apa benar adanya seperti ibu-ibu itu katakan? Kaki (namakamu) bergetar, rasanya ia tidak dapat lagi melanjutkan langkahnya.

Tidak, ia tidak boleh berburuk sangka seperti ini terlebih dahulu kepada Iqbaal, ia harus menyelidikinya dengan pelan, agar ia mengetahui apa yang sebanarnya Iqbaal lakukan.

"Nomor Rumah 67"

Suara ibu-ibu itu tidak terdengar lagi, (namakamu) mengurungkan niatnya melewati mereka, walaupun cukup jauh, ia memutuskan untuk melintasi arah jalan lain untuk sampai kerumahnya.

----------

"Pak ini berkas yang bapa maksud tadi pagi"

Elize meletakkan berkas itu diatas meja Iqbaal, ia tersipu malu ketika Iqbaal menatap dirinya. Sekretaris Iqbaal yang baru, menggantikan
Citra. Setelah perempuan itu menikah, dan memilih untuk resign.

"Ikut saya, makan siang di Cafe Culture"

"Baik pak"

"Nanti saya hubungi kamu"

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang