40

2.1K 265 19
                                    

Selamat membaca❤

-----------

Sebelum memutuskan untuk pulang, Iqbaal merasa miris kepada perempuan yang tengah duduk di sofa ruangan kerjanya ini. Ia harus melawan Veerza dengan sikap yang baik, sepertinya perempuan ini semakin dikasari, semakin tidak ingin mengalah.

"Vee, dengerin gue"

Iqbaal menghampiri Veerza dan berdiri disamping perempuan itu.

"Gue minta maaf, gue yang seharusnya yang disalahin disini, buka (namakamu) Vee"

"Kalian berdua korban kebodohan dari gue"

Veerza masih terdiam, memandang kosong didepannya.

"Gue minta maaf sama lo, ter--"

Grep

Veerza tiba-tiba menarik lengan Iqbaal.

Iqbaal yang sedang dalam posisi berdiri, tertarik, hingga terduduk disamping Veerza.

Tidak berhenti disitu, Veerza tiba-tiba memeluk Iqbaal erat, merapatkan tubuhnya ke dada Iqbaal.

"Vee--"

Veerza menggeleng keras, ia semakin mengeratkan pelukannya.

"hiks--kamu tega sama aku baal"

"kamu bohongin aku"

"Maaf-- tapi semua sudah jelas Vee"

Iqbaal merasakan sesak akibat pelukan dari Veerza.

"Tapi aku masih sayang sama kamu--hiks"

"Jangan tinggalin aku"

"Vee semuanya sudah jelas, gue sama lo sudah berakhir, itu keputusannya"

Badan Veerza bergetar dengan hebatnya, akibat isakan tangisnya, hancur sudah harapan yang ia susun bersama Iqbaal selama ini.

"Lepas ya, kita bicara baik-baik"

Iqbaal berusaha melepaskan pelukan Veerza dari badannya. Ia sangat risih dalam keadaan seperti ini.

Tidak ada jawaban dari Veerza, yang ada hanya suara isakan tangis dari perempuan itu.

Perempuan itu terlihat sangat rapuh, Iqbaal benar-benar merasa bersalah telah memulai hubungan seperti ini.

Tangan Iqbaal tiba-tiba terangkat untuk mengusap bahu Veerza pelan, berharap dengan cara ini Veerza dapat tenang dan bisa berbicar dengan dirinya dengan baik-baik.

"Sudah ya"

Veerza mengangkat wajahnya kepada Iqbaal, lalu ia tersenyum tipis.
Suara lembut yang dirinya sering dengar dahulu kembali terucap dari bibir Iqbaal.

Lama dirinya menatap mata Iqbaal, dirinya merindukan pria ini, pria yang juga menatapnya dengan mata sayu.

"Aku rindu kamu"

Veerzaa berucap lirih.

Entah siapa yang dahulu memulai, kini kedua insan ini bertaut satu sama lain. Veerza yang menyalurkan hasrat rindunya, dan Iqbaal yang semakin membuat Veerza jatuh kedalam pesona dirinya.

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang