Sudah tiga kali Iqbaal memuntahkan isi perutnya, rasanya seperti terkuras habis semua yang ada dalam perutnya. Iqbaal mencoba mengatur nafasnya pelan.
"Mas"
(namakamu) memijit pelan tekuk Iqbaal. (namakamu) sangat khawatir dengan keadaan Iqbaal sekarang, dari beberapa kejadian Iqbaal mabuk, inilah yang paling buruk bagi (namakamu). Dapat ia lihat Iqbaal sangat lelah saat gejolak cairan yang ingin dikeluarkan dari mulut Iqbaal. Iqbaal sangat tersiksa.
"Kita ke dokter aja ya Mas"
ini bujukan (namakamu) yang kesekian kalinya, dan hanya ada gelengan sebagai jawaban atas pertanyaan (namakamu).
"Kalo kamu kaya gini terus--"
"shh--bisa diam ga lo"
Iqbaal memegang kepalanya, yang sangat terasa berat yang ia rasakan. Iqbaal duduk kembali disofa ruang tengah mereka.
"Aku panggil Kak Zay aja ya, biar kamu mendingan Mas"
Mata Iqbaal yang awalnya sayu,berubah menjadi tatapan tajam. (namakamu) yang melihat tatapan itu menundukan pandanagannya. Takut, tentu saja.
"Masih ada aja ya kesempatan lo! Kepala gue mau pecah gini"
"Kesempatan apa Mas, aku mau kamu ga kaya gini lagi"
(namakamu) memberanikan menatap tatapan tajam Iqbaal. Iqbaal sudah berpikiran sangat jauh kepada dirinya dan Zay. (namakamu) tahu akan hal itu.
"Bualan"
"Oke kalo gitu sama dokter lain"
(namakamu) mencari kontak Dokter yang ia cari, dia sudah tidak tahan melihat Iqbaal menahan rasa tidak nyaman seperti itu.
"Mas--"
Handphone (namakamu) tiba-tiba diambil alih oleh Iqbaal. Iqbaal menyimpan handphone (namakamu) disaku celananya, dan membaringkan dirinya di sofa dengan tenang.
"Mau apa lo"
Iqbaal memicingkan matanya kepada (namakamu) yang masih terkejut dengan sifatnya yang tiba-tiba.
"Mas balikin, aku mau nelpon"
"Nelpon Kakaan lo itu?"
"Pakai telpon rumah"
"Mas--"
"Gila Rindu berat keliatannya"
"Mas, biar kamu cepat istirahat"
"Terus, setelah itu? Bisa berudaan kan sama si Zay itu"
(namakamu) memberanikan dirinya untuk menyentuh dahi Iqbaal, benar saja suhu tubuh Iqbaal panas. Pantas saja cerewet. (namakamu) mencari cara agar ia masih bisa menghubungi Dokter untuk memeriksa keadaan Iqbaal sekarang.
"Badan kamu panas Mas"
"Ga bakal"
"Mas--"
brugh
(namakamu) terjatuh disamping Iqbaal, akibat tarikan Iqbaal dilengannya, saat (namakamu) berusaha mengambil handphonenya disaku celana Iqbaal.
"Gila ya lo!"
Iqbaal masih menahan lengan (namakamu), wajah mereka berdua sangat dekat, (namakamu) memperhatikan mata indah Iqbaal ketika dilihat dalam jarak dekat seperti ini. Iqbaal menyusuri mata (namakamu), mata yang selalu mengeluarkan air mata ketika berhadapan dengan dirinya. Iqbaal mengusap pipi (namakamu) lembut.
Keduanya sama-sama terlena dengan sikap satu sama lain.brugh
Iqbaal mengubah posisinya menjadi diatas (namakamu), dengan satu tangannya yang bertumpu pada sisi kiri. Iqbaal menatap intens lagi mata (namakamu). Kemudian tatapannya turun tepat pada bibir (namakamu).
Penuh dan berisi, sangat menggoda bagi Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies
General Fiction"Kamu gak pernah berubah Mas, dari dulu, sakit" (namakamu) menepuk dadanya, karena tidak tahan mendapatkan perlakuan dari suaminya itu. Ya, Iqbaal adalah suami (namakamu). "Dengar ya, gue ga pernah mau ada lo dikehidupan gue, pergi!" "Mas Iqbaal, ak...