(namakamu) menuruni tangga dengan cepat saat mendengar suara tangis anaknya diruang tengah.
"Hi"
(namakamu) bernafas lega saat mendapati Xevier menggendong anaknya, berusaha untuk menenangkannya.
Xevier mengusap pelan punggungnya.
Dan berhasil. Suara tangisnya mereda, dan kembali terlelap.
"Janna mana?"
(namakamu) mengambil dua botol minuman teh kemasan, dan beberapa cemilan.
"Lagi metik bunga sama Bunda"
"Perasaan baru aja ditanam"
(namakamu) hapal betul dengan sikap Janna. Gadis kecil itu sangat suka sekali memetik bunga yang mereka tanam bersama dihalaman belakang rumah (namakamu).
"Perasaankan bisa salah"
(namakamu) menatap Xevier malas. Tidak bisakah pria ini serius. Xevier terbahak melihat ekspresi (namakamu).
"Tumben Zay ga ada"
"Kak Zay sudah pulang tadi malam"
Xevier menautkan bibirnya, bertanda ia mengerti.
"Bundaaaa"
Terlihat Janna berlari memasuki rumah (namakamu) sambil memegang dua tangkai Bunga Matahari berukuran kecil disebelah tangan kiri, dan sekop kecil di tangan kanannya.
"Janna jangan lari-lari"
Xevier menahan nafasnya saat melihat anaknya yang berlari menghampiri (namakamu) dengan sekop kecil.
"Kenapa sayang?"
Janna mencium pipi (namakamu) sebelum ia berbicara.
"Tadi aku kan sama omma petik Bunga, nah bunga Mataharinya cuman ada dua ini aja, bunga yang lainnya yang malahan banyak. Seharusnyakan bunga ini yang banyak bunda"
"kan jadi ga bisa banyak ngasih ke Bundaa"
Xevier terkekeh mendengar penuturan anaknya ini.
"Emang Janna mau metik berapa banyak sih?"
"Janna mau metik tiga aja sih Ayah, tapi cuman ada dua"
Janna cemberut menatap Ayahnya.
"Mau ngasih ke Bunda semuanya?"
"Engga Ayah, aku mau ngasih satu aja buat Bunda, terus satunya buat Ayah, rencana kalo ada satu lagi itu buat adik"
"Bunda bisa bagi sama adik Janna kok bunganya"
"Ga bisa dibagi Bunda, nanti aku cari Bunga yang lain aja buat adik. Bunga Mataharinya itu khusus buat Ayah sama Bunda"
Janna memberikan setangkai kepada (namakamu), kemudian kepada Ayahnya.
"Aku mau Bunda dan Ayah selalu bersama, bahagiain Janna dan adik yaa"
Hati (namakamu) berdegup menjadi tidak teratur, tidak menyangka Janna dapat berbicara seperti itu.
Senyuman berharap itu terpancar dalam wajah Janna sekarang. Gadis kecil ini sudah sangat nyaman sekali dengan hadirnya (namakamu) dalam hidupnya.
"Sayang Bunda dan Ayah"
Janna memeluk (namakamu) dan Xevier secara bergantian.
"dan tentunyaa sama adik jugaaa"
Janna hanya dapat menggapai kaki mungil adiknya yang berada didekapan Xevier.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies
General Fiction"Kamu gak pernah berubah Mas, dari dulu, sakit" (namakamu) menepuk dadanya, karena tidak tahan mendapatkan perlakuan dari suaminya itu. Ya, Iqbaal adalah suami (namakamu). "Dengar ya, gue ga pernah mau ada lo dikehidupan gue, pergi!" "Mas Iqbaal, ak...