25

3.4K 414 53
                                    

Iqbaal menggendong (namakamu) ke dalam kamar Apartmennya. Meletakkan (namakamu) diatas ranjangnya, menarik selimut sebatas dada untuk (namakamu).

Iqbaal tersenyum lega, dia lebih senang saat melihat (namakamu) ada didalam penglihatannya. Iqbaal keluar dari kamar, saat mendengar bel berbunyi.

"Selamat malam Pak"

"Sudah semuanya kan gy?"

"Sudah Bapak, ini saya rasa yang sangat dibutuhkan bu (namakamu)"

Egy memberikan Iqbaal paperbag yan berisikan beberapa kotak susu hamil.

"Barang Bu (namakamu) tidak banyak Pak, hanya ini saja"

Egy mendorong dua koper yang berukuran besar.

"Ah iya pak, saya dapat ini diatas tempat tidur Bu (namakamu)"

Iqbaal mengambil Amplop itu, berisikan apa amplop ini pikirnya. Lalu Iqbaal mengambil koper (namakamu) masuk kedalam.

"Terima Kasih Egy, saya tahu kamu dapat menyimpan semua hal ini, kamu tau maksud saya"

"Iya Bapak saya mengerti, saya izin pamit pak"

"Ya"

Iqbaal mengunci pintu, kemudian menarik kembali koper (namakamu) kedalam kamar. Nampak (namakamu) masih belum sadar. Iqbaal duduk di pinggiran ranjang, mengambil tangan (namakamu).

"Maaf (nama)"

Iqbaal beranjak mengambil paperbag yang berisikan kota susu tadi. Pergi ke dapur dan Ia akan membuatkan (namakamu) susu. Sebentar lagi sepertinya (namakamu) sadar.

Saat Iqbaal mengaduk susu didalam gelas, ia mendengar ada suara dari luar, seperti orang membuka pintu. Iqbaal berlari kecil dengan segelas susu yang berada ditangannya. Iqbaal terkejut saat melihat (namakamu) yang sudah sadar dan mencoba membuka pintu Apartementnya.

"Percuma (nama)"

Iqbaal mendekat kepada (namakamu), lalu menyodorkan kepada (namakamu) segelas susu yang ia buatkan tadi.

"Minum dulu"

(namakamu) menatap Iqbaal.

Prang

(namakamu) melepaskan gelas itu saat berada di tangannya. Gelas itu pecah begitu saja saat menghantam lantai, sehingga menyisakan kepingan gelas dan susu yang tercampur menjadi satu dilantai.

"(nama)--"

"Kamu mau apa sih Mas?!"

"Kamu ga berhak sama sekali seperti ini, kamu ngurung aku disini, buat apa Mas!"

"Kita bukan suami isteri lagi Mas"

"Seharusnya kamu pikir, sebelum kamu melakukan sesuatu, jangan selalu mengutamakan ego kamu Mas"

(namakamu) terengah menahan air matanya, sesak kembali yang ia dapatkan. Ia tidak mengerti jalan pikir Iqbaal sekarang.

"Dengar! Lo mencoba kabur dari gue kan, buat apa lo kabur seperti itu (nama)!"

"Itu bukan urusan kamu Mas"

"Bukan? Gue frustasi (namakamu), hampir bangkrut, pikiran gue ga karuan--"

"Kamu salahin aku iya? Kamu yang berulah, kamu salahin aku"

"Apalagi saat gue tau lo hamil (nama), gue merasa gue harus lindungin lo sama anak gue yang lo kandung"

(namakamu) tersenyum miris mendengarnya, ingin melindungi katanya.

"Kamu ga tulus Mas"

"(nama)--gue minta maaf, perlakuan gue--aku ga layak sama kamu dulu"

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang