08

2.8K 288 8
                                    

(namakamu) sekarang berada di belakang rumah mereka, lebih tepatnya di kebun Bungannya, ia sedang melihat keadaan Bunga Mataharinya.

"uuhh, kamu sehat ya, pas aku tinggal"

(namakamu) menyentuh Bunga Mataharinya, senang sekali rasanya dirinya dapat ber-aktivitas kembali.

(namakamu) menyentuh Bunga Mataharinya, senang sekali rasanya dirinya dapat ber-aktivitas kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S

ebagian Bunga Matahari yang ia tanam dahulu sudah besar, berarti itu saatnya ia memetiknya dan menjualnya di toko Bunga didepan komplek tempat tinggal mereka.

"ughh kalian cantik sekalii"

Tiada hentinya senyuman di wajah (namakamu).

"dan sekarang, kasih kesempatan buat baby kalian tumbuh besar seperti kalian"

(namakamu) memotong batang beberapa Bunga Matahari yang sudah tumbuh besar, kemudian menyimoannya di keranjang khusus yang ia persiapkan tadi.

(namakamu) memotong batang beberapa Bunga Matahari yang sudah tumbuh besar, kemudian menyimoannya di keranjang khusus yang ia persiapkan tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sangat cantik bukan. Warnanya menjadi semangat untuk yang melihatnya. Merasa sudah cukup (namakamu) menghentikan aktivitas memotongnya.

"Saatnya menyiram dan memberi pupuk baby kalian"

(namakamu) memberi pupuk terlebih dahulu kemudian menyiramnya, sangat banyak sekali ia menanam Bunga Matahari disini.

"Tumbuh dengan sehat yaa kalian"

"Tunggu sebentar--"

(namakamu) teringat sesuatu, dirinya masuk rumah sakit selama 4 hari lamanya dan siapa yang merawat bibit Bunga Mataharinya yang sudah tumbuh kecil sekarang? Kenapa masih bisa tumbuh, seharusnya kalau tidak ada yang merawatnya pasti akan terbengkalai, tetapi ini tidak Bunganya tumbuh dengan baik.

Brakk

"Mas Iqbaal--"

(namakamu) terkejut saat melihat Iqbaal tergeletak di tangga pintu yang menghubungkan dapur dan kebun miliknya.

"Mas Iqbaal-- mas bangun"

"Ya Allah, kamu kenapa Mas"

(namakamu) menguncang tubuh Iqbaal pelan, masih tidak ada respon yang diberikan Iqbaal.

"Aku mohon Mas, bangun, kamu kenapaa-- hiks.."

Dirinya sedang tidak membawa handphone sekarang, bagaimana juga ia meninggalkan Iqbaal di gundukan tangga ini.

"Tolo--"

"ssshh"

Bersamaan dengan dirinya ingin berteriak meminta tolong kepada tetangganya, Iqbaal mengerang.

"Mas, bicara sama aku Mas"

Tangan kanan Iqbaal terangkat memijat pelipisnya. (namakamu) melihat itu langsung menurunkan tangan Iqbaal yang kelihatannya tidak memberi efek dengan apa yang Iqbaal lakukan di pelipisnya.

"Kamu masih dengar aku kan Mas, ayoo kita ke sofa"

"Kamu masih bisa kan"

Semua yang dipaparkan (namakamu) bukan lah sebuah pertanyaan melainkan sebuah pernyataan, kemudian ada pergerakan sedikit di kaki Iqbaal.

"Ayo--"

(namakamu) berhasil memapah Iqbaal dengan sekuat tenaga yang ia punya.

"Bertahan Mas, sedikit lagi sampai sofa"

Dengan kepercayaan diri (namakamu) menguatkan dirinya, Iqbaal sangat berat sekali, tapi tidak apa-apa, kesehatan Iqbaal lah paling utama.

Brugh

(namakamu) mendudukan Iqbaal disofa, kemudian membuka Jas, dasi, dan sepatu yang dikenakan Iqbaal.
(namakamu) mengambil handphonenya yang berada di atas meja makan.

"sshh, sakitttt"

Melihat itu (namakamu) langsung merebahkan Iqbaal di sofa, dan kembali memijat pelipis Iqbaal seperti ditangga tadi.

uhuk--huek

Tangan (namakamu) berpindah ke punggung Iqbaal, mengusapnya sampai Iqbaal berhenti muntah.

"Mas Iqbaal kita kerumah sakit aja ya"

Iqbaal menggeleng lemah.

"Tapi Mas--"

Iqbaal mengambil tangan (namakamu) kemudian mengarahkan kepelipisnya. (namakamu) sempat tercengang, mendapati sikap Iqbaal seperti itu. (namakamu) masih mencari apa yang membuat Iqbaal seperti ini. Tapi bagaimana rintih hati (namakamu) melihat keadaan Iqbaal seperti ini.

Tring..Tring

Handphone Iqbaal berbunyi, kemudian (namakamu) mengangkat telpon dari siapa ini pikirnya tidak ada nama.

"Halo--"

"Ya, ini siapa ya?"

"Syukurlah Bu, ini Saya Citra, Sekretaris Pa Iqbaal bu, Pa Iqbaal tadi sempat minum bu di Kantor"

"Apa? Minum?"

"Iya bu, Maaf saya lancang sekali, Pa Iqbaal sempat Minum Beer"

(namakamu) tertegun, minum Beer, sejak kapan Iqbaal bisa minum seperti itu.

"bu--"

"Ah ya, terimakasih ya Citra, siapa yang ngatar Mas Iqbaal pulang tadi?"

"Egy bu yang ngantar Pa Iqbaal pulang kerumah tadi"

"Bilang ke Egy terimakasih banyak ya, kamu juga, sudah dulu ya, saya tutup telponnya"

"Iya bu"

(namakamu) menghela napas, tangan kirinya masih setial memijat pelilis Iqbaal. Dirinya sangat terbantu sekali atas Citra, berarti yang Iqbaal alami sekarang adalah efek dari apa yang ia minum tadi. (namakamu) mengambil segelas air putih.

"Mas Iqbaal, ayo duduk dulu minum"

Iqbaal menurut, berat dikepalanya ia rasa berkurang, tetapi masih saja dilanda rasa pening.

"Kamu minum dulu ya mas"

(namakamu) menuntun gelas ke mulut Iqbaal. Iqbaal mengabiskan satu gelas air putih, kemudian membaringkan dirinya lagi. (namakamu) tidak merasakan panas di dahi Iqbaal maupun tubuh Iqbaal.

"Kamu istirahat dulu ya Mas, aku mau masak makanan dulu"

Nampak tidak ada respon dari Iqbaal (namakamu) beranjak dari lantai tempat duduknya tadi.

Hap

Tangan (namakamu) ditahan oleh Iqbaal, (namakamu) terdiam, kemudian (namakamu) di buat sangat tercengang oleh perkataan Iqbaal.

"Jangan pergi, gue mohon"

---------------------

Ya bersambung duluu wkwk

Hiii kaliann.

Sehat sehat yaaa, always keep praying❤.

Kalian boleh banget, comment kalo ada yang ingin kalian kritik, teruss kalo comment yang gokil-gokil juga boleh banged, terserah kalian hehe, aku senang banged loh kalian comment di ceritaku ini hehe, thank yaww😙.

Votenya jan lupa jugaa.

Terimakasii yaa.

Semua foto by Pinterest

23/03/20

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang