28

3.1K 384 68
                                    

(namakamu) tengah bersantai dihalaman belakang rumahnya, ia telah menanam beberapa macam Bunga, tentu saja ada Bunga Matahari kesukaannya, semua Bunganya saat tumbuh denga sehat nampak indah.

Sudah memasuki 8 bulan kehamilannya sekarang, berarti sudah 5 bulan ia tinggal disini, dan sebentar lagi ia akan melahirkan.

Dan ia masih dapat beraktifitas, ia rasa dengan berdiam diri didalam rumah tidak lah baik. Selagi ia dapat berhati-hati mengapa tidak, bukan.

"Hi (nama)"

(namakamu) menoleh ke arah Xevier--tetangganya. Xevier sering membawakan Bunga yang (namakamu) petik ke Toko Bunga. Terkadang Xevier juga bisa merawat dan memetik Bunga miliknya, tentu saja atas izin (namakamu).

Tentu saja kehidupan (namakamu) mengalami perubahan disetiap harinya, dimana lima bulan belakangan ini ia dapat mengubah suasana hatinya, walaupun belum bisa melupakan sepenuhnya.

"Xevier, gimana?"

Xevier mendekat ketempat dimana (namakamu) duduk.

"Nah ini, aku dapat bibit bunga Lily putih, banyak loh orang yang cari"

"beneran, wah kalo kaya gitu, kita tanam sekarang aja yu"

(namakamu) beranjak mengambil peralatan kebunnya didalam gudang kecil, lalu keluar lengkap dengan topi serta sarung tangannya.

Xevier tertawa melihat topi (namakamu) yang kebesaran dikepalanya. Lalu ia menukar topi yang ada di genggamannya dengan topi (namakamu).

"Kayanya ketukar deh topi kita"

(namakamu) memberengut kesal, saat mendengar Xevier tertawa keras.

"Nih tanam, cangkul sendiri tanahnya"

(namakamu) memberikan sekop kecil kepada Xevier, lalu berlalu begitu saja dari hadapan pria itu.

"yah ko marah sihh"

Teriak Xevier pada (namakamu) yang sudah jauh di ujung sana, lalu ia melangkahkan kakinya menyusul (namakamu).

"Marah yaaaa"

(namakamu) menggeleng, lalu membuat bibit bunga itu kedalam tanah dan menutupnya kembali.

"Janna kemana?"

"ada di--"

"Ayah--Bundaa"

"Janna, sini sayang"

(namakamu) menerima pelukan dari Janna, anak ini yang sering menemani dirinya dirumah, anak yang periang.

"Ayah ga bilang sama Janna, kalo Ayah mau kesini"

"harus bilang sama Janna gitu?"

Xevier berjongkok menyesuaikan dirinya dengan Janna dan (namakamu).

"Harusss Ayah"

"kan biasanya bisa kapan aja nemuin Bunda"

"biasanya kan cuma Janna aja yang ketemu berdua sama Bunda"

Janna beralih menatap perut (namakmu), kemudian ia tersenyum riang, sebentar lagi dirinya akan mempunyai adik.

"Adiknya Janna bentar lagi keluar ya Bunda, bisa nafas ga sih dia bunda didalam perut bunda?"

(namakamu) terkekeh mendengar pertanyaan Janna. Dirinya sangat terbantu sekali dengan adanya Janna disini, menemaninya.

Dahulu aktifitasnya tidak lebih hanya menangis dikesetiap harinya, selalu teringat hidupnya yang terlalu rumit untuk dijalankan.

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang