32

2.5K 357 39
                                    

Sepulangnya dirinya dari Rumah Sakit Violet, Iqbaal langsung mencari tempat ia tinggal sementara di Negara ini.

Iqbaal mendapatkan Apartment sesuai dengan kehendaknya, tidak jauh berlokasi dengan Rumah Sakit Violet tempat (namakamu) dirawat dan tidak jauh juga dengan tempat tinggal (namakamu).

Tidak dapat diragukan lagi bukan. Iqbaal dapat mewujudkan semua apa yang ia inginkan, maksudnya dengan cara yang mudah.

"Egy, belikan saya pakaian, kirim ke Apartment Rosia dikamar 20"

"Saya tunggu"

Iqbaal beranjak keluar dari kamar Apartment, yang baru saja ia sewa dalam jangka waktu yang lumayan lama. Mungkin dengan mampir ke bar akan membuat dirinya tenang sedikit.

Malam hari sudah menyapa. Semakin banyak orang yang memenuhi jalanan di kota ini.

Masih dengan setelan pakaian berwarna Putih--baju rumah sakit yang masih melekat pada tubuhnya.

Iqbaal melenggang memasuki bar yang cukup ramai pengunjung. Setelah memesan satu botol minuman favoritenya, kemudian ia duduk diatas sofa berwarna merah yang terletak disudut ruangan.

"Thank you"

Iqbaal menuang minuman itu kedalam gelas kecil, sebelum meminumnya, Iqbaal memantikkan satu buah lenting rokok dan menghisapnya kuat.

Iqbaal menuang minuman itu kedalam gelas kecil, sebelum meminumnya, Iqbaal memantikkan satu buah lenting rokok dan menghisapnya kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika, disekitarnya dipenuhi dengan asap yang memekakkan indera penciumannya. Lalu ia menyesap minuman itu perlahan.

Mata Iqbaal terpejam saat merasakan sensasi ditenggorokkannya saat ia menelan cairan itu.

"Jangan sakiti diri kamu sendiri Mas"

Iqbaal bergegas mematikan rokoknya dan mengeluarkan beberapa lembar uang dan menaruhnya diatas meja.

Ia keluar dari bar ini, ketenangan macam apa yang ia inginkan saat ini. Tidak ada ketenangan bagi dirinya saat (namakamu) memutuskan pergi dari kehidupannya.

"Egy"

Iqbaal memanggil Egy saat pria itu keluar dari lift, sepertinya pakaian yang ia pesan tadi sudah diantarkan Egy ke kamarnya.

"Kamu boleh pulang, tiketnya sudah saya pesankan, untuk sementara waktu saya akan disini, saya percayakan kamu mengurus perusahaan saya disana"

"Baiklah pak, saya pamit"

Iqbaal meneruskan langkahnya menuju lift. Sesampainya di depan kamarnya, Iqbaal mengambil beberapa paper bag berisikan pakaian yang ia pesan tadi.
------

"Bagaimana bisa, Iqbaal sudah bertemu dengan (namakamu)!"

Veerza memandang nyalang pria dihadapannya ini. Masih dengan pria yang sama yang pada hari itu.

"Saya pastikan bahwa Dokter Zay akan menyembunyikan (namakamu) lagi"

"Hal itu tidak dapat dijadikan acuan"

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang