18

3.5K 394 50
                                    

Dua insan ini masih terlelap nyaman dibalik selimut yang menutup tubuh mereka. Bisa dibayangkan bukan setelah 1 tahun pernikahan mereka, baru pertama kali ini yang intim sekali.

"euh--"

Erang Iqbaal saat berbalik menghadap kearah (namakamu) yang masih terpejam, Iqbaal memandang wajah (namakamu), kemudian tanpa sadar dirinya tersenyum kecil. Mengingat kejadian malam tadi. Dirinya pun tidak tahu mengapa berakhir seperti ini, ya dirinya sadar, sadar 100% dia melakukan hubungan mereka malam tadi.

Brengsek memang, saat (namakamu) menyetujui kesepakatan cerainya, dirinya malah melakukan hal yang memang wajar untuk suami isteri bukan? Tetapi waktunya sangat tidak tepat, bukan waktunya lagi sebenarnya. Hari ini dia akan mengurus semua persyaratan cerainya.

"Maaf"

Iqbaal mengusap wajah (namakamu) pelan dan merapikan helain rambut (namakamu) kebelakang telinganya.
Dan mengambil pakaiannya yg tergeletak di pinggiran ranjang lalu memakainya kemudian bergegas turun dari ranjang (namakamu), dengan pelan menutup kamar (namakamu).

"hiks--Mas"

Ucap (namakamu) lirik, suaranya bergetar, dirinya terbangun sejak Iqbaal membalikan dirinya menghadap (namakamu), ia merasakan usapan lembut di pipinya tadi dan sepatah kata Maaf dari Iqbaal, sepertinya tidak Iqbaal sadar bahwa setelah dirinya mengusap wajah (namakamu) lembut, (namakamu) menitihkan airmatanya.

(namakamu) mencoba duduk, sakit itu mengitari tubuhnya, kenapa malam tadi terjadi hal seperti itu, dirinya sudah menyetujui bahwa akan cerai dengan Iqbaal. Tangisan itu semakin menjadi saat mengingat aktivitas panas malam tadi, sesak rasanya hati (namakamu). Iqbaal tetaplah Iqbaal, apapun bisa diwujudkannya, apapun kehendaknya, termasuk membuat (namakamu) seperti ini.

--------------

"Iya tunggu ya, aku mau berangkat juga ini"

"jangan lama ih"

"Tunggu disana, oke"

Iqbaal terlihat terburu-buru mengenakanan Jasnya, pagi ini Iqbaal kembali ke rutinitasnya, ya kembali ke bekerja, melihat perkembangan Perusahaannya. Dirinya sudah berjanji kepada Veerza akan membawa perempuan itu ke kantornya, sebagai permintaan maafnya karena dirinya tidak menepati janji malam tadi ke Apartment Veerza.

"bosen tau, kamu lama banget, janji jam 6 sekarang udah jam 7"

"yang pentingkan jadi Vee"

"Kangen"

"Sudah dulu ya"

Pip

Iqbaal mematikan layar iPadnya, terpaksa dirinya berkomunikas memakai iPad karena, handphonenya rusak tadi malam. Iqbaal teringat sesuatu ada yang tertinggal di dalam kamarnya, membalikan badannya, mendapati (namakamu) di belakangnya, gerak Iqbaal terhenti melihat penampilan (namakamu), mata (namakamu) yang nampak bengkak dan masih mengeluarkan air mata.

"Kamu lupa ini Mas"

(namakamu) menyerahkan kertas yang ingin Iqbaal ambil di atas tadi, kertas berisi lengkap dengan tanda tangan (namakamu), surat cerai yang Iqbaal minta tempo 3 hari yang lalu mungkin. Iqbaal menatap (namakamu) lagi terlihat rapuh. Iqbaal mengambilnya, lalu membuatnya kedalam tasnya.

"Izinin aku pergi Mas"

"Kemana?"

"Aku ga sanggup lagi Mas"

(namakamu) ada dibelakang Iqbaal saat suaminya itu video call bersama perempuan itu. Terdengar jelas sekali percakapan manis diantara mereka, kenyataan yang sangat pilu.

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang