24

3.3K 444 70
                                    

Sudah 1 bulan lamanya Iqbaal mencari tahu keberadaan (namakamu), tetapi hasilnya tidak membuahkan hasil. (namakamu) benar-benar menghilang, toko Bunganya pun sudah ditempati oleh orang lain yang menjual Souvenir. Berarti (namakamu) menjual toko tersebut.

Kemudian Iqbaal juga mengunjungi Rumah dan Apartment (namakamu) yang sempat (namakamu) tinggali beberapa bulan ini menurut informasi yang ia dapati.

"Apa yang mau dijelaskan Mas, semua sudah kamu lihat, aku mohon keluar"

"Lo bener hamilkan (nama)!?"

"Mas ku mohon--"

"Kita ga ada hubungan lagi Mas"

Perkataan itu menggema didalam kepalanya, bagaimana tidak ada hubungan lagi, bukankah dirinya Ayah dari anak yang (namakamu) kandung.

"Bapak--"

Iqbaal tersadar dari lamunannya, lalu berbalik menghadap Egy yang memanggilnya.

"Ini pak, maaf sebelumnya. Sepertinya teman Bapak yang bernama Zay juga tidak mengetahui kemana perginya Bu (namakamu) pak"

Iqbaal menerima Amplop yang Egy berikan kepadanya.

"Tidak ada data perjalanan keluar Kota maupun keluar Negri pak"

Iqbaal makin bingung dibuatnya, kalau begitu (namakamu) masih dikota yang sama dengan dirinya, dan kemungkinan besar Zay berbohong tidak mengetahui keberadaan (namakamu).

"Beritahu saya kabar selanjutnya"

Egy mengangguk sopan lalu keluar dari ruangan Iqbaal.

"Pergi kemana sih"

Iqbaal membuka amplop yang diberikan Egy kepada dirinya tadi, terdapat beberapa lembar foto dan sebuah flashdisk.

"Buat apa coba"

crash

Iqbaal merobek foto tersebut, untuk apa Egy memberikan foto Zay dan (namakamu) yang sedang tertawa lepas di toko milik (namakamu).

Iqbaal mengambil flashdisk itu dan membuka file yan terdapat di melalui laptop. Awas saja apabila ini rekaman Zay dan (namakamu) lagi.

Iqbaal memperhatikan detail setiap cuplikan cctv dilayar laptopnya. Tidak ini jauh sekali seperti pikirannya tadi. Ia melihat seorang perempuan berada diloby Apartement dengan sebuah koper. Apakah itu (namakamu) pikirnya.

brak

Dengan cepat Iqbaal menutup laptopnya dan menyembunyikan foto yang ia robek tadi.

"Baal ih"

Veerza berlari memeluk Iqbaal erat, tepatnya dileher Iqbaal, karena posisi Iqbaal sekarang duduk dikursi kerjanya. Jadi Veerza hanya dapat menggapai lehernya saja.

"Kenapa Vee?"

Iqbaal mencoba melepaskan pelukan Veerza, lalu berdiri menyesuaikan dengan tubuh Veerza.

"(namakamu) pergi baal"

Tangannya yang awalnya mengusap kepala Veerza terhenti.

"(namakamu)?"

"yang beli toko aku ituu"

"Pergi kemana memang?"

"Ga tau juga, Zay juga ga tau dia pergi, ga bisa dihubungi sama sekali, aku baru tau"

"Zay?"

"Baal ih--kamu kenapa sih, kasi solusi dong"

Iqbaal benar-benar tidak mengetahui bahwa Veerza mengenal Zay, tidak salah lagi Zay yang dimaksud Veerza adalah orang yang sama. Sesempit inikah dunia yang ia tempati ini selalu berurusan dengan Zay.

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang