34

2.6K 313 38
                                    

Bunda Gina menyambut Iqbaal dengan cukup baik, membuat Iqbaal tidak terperangkap dalam situasi awkard. Iqbaal senang akan respon dari Bunda Gina mengenai keinginan untuk rujuk kepada (namakamu).

Bunda Gina menyetujui hal itu, tapi tetap saja Bunda mengembalikannya lagi kepada (namakamu), karena sebenarnya ini adalah hak penuh dari (namakamu).

Setidaknya Bunda dapat membantu dirinya menyakini (namakamu), pikirnya.

Itu berarti Iqbaal tinggal membicarakan hal ini kepada Ayah (namakamu). Jikalau tentang (namakamu), dirinya yakin (namakamu) akan menerima dirinya kembali. (namakamu) masih mencintai dirinya, dirinya yakin hal itu.

"Bunda"

"Zay, kamu darimana?"

Zay terlihat menenteng beberapa paperbag, dan meletakkannya diatas sofa dekat (namakamu) duduk.

"Buat ponakan Zay"

Lihatkan, Zay selalu mengganggu dirinya, kapanpun dan dimanapun.
Untung saja Zay mendapatkan telpon dari pasiennya tadi, jadi Zay pergi keluar dalam waktu yang lumayan lama, dan tiba-tiba membawa paperbag sebanyak itu. Cih! Mencari perhatian mertuanya saja.

"yang kamu beliin dulu aja belum kepake Zay"

"Biar buat stock aja kalo gitu Bunda"

Iqbaal berdecih dalam hati mendengar penuturan Zay. Sudah muak saja ia mendengar suara Zay, padahal Zay baru saja berbicara setelah perselisihan mereka tadi.

Zay menatap Iqbaal yang tengah meminum teh yang disediakan Bunda tadi. Zay merasa Iqbaal bertamu dalam durasi yang sangat lama.

"Lo ga pulang apa"

"Terserah gue lah"

"Dasar ga punya malu"

"ngatain diri sendiri "

Iqbaal terbahak menertawakan Zay.

Andai saja tidak ada Bunda Gina diruangan sini, ia ingin sekali memukul wajah Iqbaal yang nampak arogan dihadapannya ini.

Iqbaal mengalihkan pandangan kepada Bunda Gina. Lalu ia bangkit dari duduknya.

"Bunda, aku izin pamit dulu ya, doain aku semoga ini cepat selesai ya"

"ya sudah, hati-hati dijalan"

Iqbaal mengangguk, setelah itu menyalami tangan Bunda, dan kembali menatap Zay yang menatap datar dirinya.

Iqbaal memasuki Mobil dan melaju meninggalkan perkarangan rumah (namakamu). Iqbaal tidak lagi menaiki taxi yang mengantarkan dirinya tadi, tetapi Mobil yang ia suruh Egy mengirimkannya tadi. Ternyata Mobilnya sampai dengan cepat.

"Ayo masuk Zay"

"Eh-- aku mau pulang malam ini Bunda"

"Pulang?"

"Ke Jakarta, karena besok pagi aku ada jadwal operasi pasien"

"ko mendadak, kan Bunda jadi ga sempat nyiapin makanan buat kamu"

Zay terkekeh melihat raut wajah wanita paruh baya ini.

"Tenang aja Bunda, aku nanti bisa ko beli makanan dulu"

"yaudah kalo gitu, terimakasih ya kamu selalu membantu (namakamu)"

Zay tersenyum merespon ucapan Bunda Gina. Lalu ia melihat (namakamu) menuruni tangga.

"(nama), Zay katanya mau pulang ke Jakarta malam ini"

"ko mendadak banget ka?"

"Iya besok aku ada jadwal operasi pasien, kamu jaga kesehatan terus ya, biar anak kamu juga sehat"

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang