Tidak ada interaksi lagi di antara Iqbaal dan (namakamu) sejak satu minggu kejadian itu berlalu. Iqbaal yang sibuk dengan perusahaannya dan (namakamu) yang lebih banyak diam akhir-akhir ini. Iqbaal merasakan perubahan sikap (namakamu), seperti sekarang ini Iqbaal tengah sarapan, dia tidak melihat (namakamu) sejak turun dari lantai atas tadi, biasanya (namakamu) juga ada saat dirinya sarapan, walaupun Iqbaal selalu mengabaikannya. Iqbaal larut dengan pikirannya.
Brak
Iqbaal terperanjat, kemudian berlari kesumber suara yang ia tangkap tadi, dari luar pintu dapur. Membuka pintu itu dengan cepat, dan mendapatkan (namakamu) yang terduduk di undakan tangga terakhir.
"shh--sakit banget sih"
(namakamu) mengurut kaki kanannya yang terkilir akibat terpeleset saat ia ingin menginjakan ke tangga yang menghubungi kebun belakang ke dalam rumah.
"Gimana ini, gak bisa berdiri lagi"
(namakamu) mencoba berdiri, tetapi rasa sakit di kakinya sangat terasa, kemudian ia terduduk kembali. (namakamu) menatap langit yang nampak mendung, (namakamu) bergumam dalam hati, jangan sampai hujan, kalau hujan bagaimana dirinya saat ini.
"Mas Iqbaal pasti sudah pergi"
"ssh--sakit"
Tes
Tidak berpihak seperti harapan (namakamu), langit meneteskan air yang mengenai wajahnya, kemudian tetasan itu berubah menjadi rintikan lebat. Mau tidak mau (namakamu) harus masuk kerumah, pikirnya tidak apa-apa ia merasa sakit yang luar biasa di kakinya, dari pada ia sakit deman nantinya.
Mencoba berdiri lagi, dan berpegangan kepada pinggiran tangga. Dengan hati-hati (namakamu) membalikan dirinya, dan menginjakan kaki kirinya ke tangga berikutnya.
"Ayoo bisa (nama)"
(namakamu) menyemangati dirinya, dan mencoba mengangkat kaki kanannya yang terkilir tadi.
"Mas--"
"aaa"
Tubuh (namakamu) melayang diangkat oleh Iqbaal ala bridal style, Iqbaal membalikan badannya, beranjak dari tangga, dan masuk kedalam rumah dengan keadaan basah sama seperti (namakamu).
"Mas--kamu kok belum berangkat?"
Suara (namakamu) yang pertama Iqbaal dengar setelah 1 minggu ini.
"lo ngapain sih hah, sudah tau mau hujan, diluar segala, nyusahin!"
Iqbaal mendudukan (namakamu) di kursi meja makan dapur, karena keadaan (namakamu) yang basah.
Iqbaal naik ke lantai atas. (namakamu) masih tercengang, Apakah itu Iqbaal suaminya?"Astagfirullah, dingin sekali"
(namakamu) melepas kerudungnya yang basah kuyup kemudian melepas jaket yang ia kenakan, tersisa baju putih berelengan pendek dan celana panjang yang juga basah.
"pilih"
Tiba-tiba Iqbaal datang membawa tiga lembar pakaian (namakamu) dan selimut yang berukuran lumayan besar. (namakamu) mengambil salah satu pakaiannya.
"gue ga sanggup ngakat lo ke atas"
"lo ganti sini aja"
"Maksud gue, di kamar mandi"
(namakamu) mengangguk, lalu mengambil selimut yang Iqbaal bawa tadi. Mengapa selimut, bukan handuk yang Iqbaal bawa.
"Gue ga nemu handuk lo, gue ambil selimut lo aja"
"Iya ga papa Mas, terima kasih"
"Kamu juga basah Mas"
Dapat (namakamu) lihat pakaian kantor yang sudah rapi itu basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies
General Fiction"Kamu gak pernah berubah Mas, dari dulu, sakit" (namakamu) menepuk dadanya, karena tidak tahan mendapatkan perlakuan dari suaminya itu. Ya, Iqbaal adalah suami (namakamu). "Dengar ya, gue ga pernah mau ada lo dikehidupan gue, pergi!" "Mas Iqbaal, ak...