Setelah beberapa menit yang lalu mereka sampai di tempat tujuan. Zay tersenyum ramah dengan wanita paruh baya yang sedang membersihkan halaman toko ini, dan berlalu dari hadapan mereka berdua.
"Kak Zay"
"Ya"
"Cuma berdua?"
Zay terkekeh akan hal itu, ia mengerti apa yang dimaksud (namakamu), terselip nada tidak nyaman di kalimat yang (namakamu) ucapkan.
"Ga ko, nanti ada temen aku kesini, cewe juga"
"Masih lama kak? Kalo lama kita nunggu sini aja dulu"
"Bentar lagi kayaknya"
"Yaudah nunggu sini aja, bentar"
Zay berlari kecil menghampiri mobilnya, mengambil beberapa cemilan yang ia beli sebelum menjemput (namakamu) tadi.
"Nih kamu haus kan"
(namakamu) mengambil air mineral yang Zay berikan kepadanya. Tenggorokannya mengering setelah ia makan Ice Cream yang juga diberikan Zay dimobil tadi.
"Terima kasih kak"
"Sama-sama Cantik"
Zay terkekeh saat melihat (namakamu) memutarkan bola matanya malas. (namakamu) berdiri sambil melihat lihat sekitar toko ini.Kemudian Zay ingin melangkah menghampiri (namakamu), tetapi tidak jadi karena mendapati perempuan yang memanggilnya tadi. Ya itu temannya. Pemilik toko ini.
"Hii Zayy"
"Ah-- hei, lama banget lo"
(namakamu) tidak sadar adanya kedatangan teman Zay, karena ia sibuk melihat sekitaran lingkungan toko yang ia ingin beli, dan dirinya sudah membayangkan betapa serunya menyusun bunga-bunga yang cantik nantinya disini.
"Biasalah macet, sama siapa?"
"Sama (namakamu), temen gue"
"Temen atau temen"
"Gue gampar ya lo. (namakamu) sini"
Perempuan ini tertawa melihat respon Zay, kelakuannya tidak pernah berubah sejak mereka berteman di SMA sampai sekarang, walaupun tidak bisa berteman seperti dahulu, karena sibuk dengan menekuni pekerjaan masing-masing.
(namakamu) yang dipanggil oleh Zay menoleh dan mendekat, yang tadinya (namakamu) tersenyum menyambut, senyuman itu seketika luntur saat melihat siapa sebenarnya teman perempuan yang dimaksud oleh Zay.
Tidak. Tidak mungkin mereka bertemu, perempuan yang berada di depannya ini bukan perempuan yang video call bersama Iqbaal waktu itu kan? Dada (namkamu) tiba-tiba sesak, ingatan bayangan dan suara dari perempuan itu menggema di pikirannya.
"Jangan lama ih"
"bosen tau, kamu lama banget, janji jam 6 sekarang udah jam 7"
"kangen"
Masih teringat jelas di dalam kepalanya percakapan manis Iqbaal dan perempuan itu. (namakamu) berusaha mengontrol pikirannya supaya tidak asal tebak seseorang, itu tidaklah sopan.
"Veerza, panggi aja gue Vee"
Bagai ditancapkan pedang ditempat yang sama, (namakamu) teringat dengan nama kontak yang menelpon Iqbaal dengan nama Vee. Ia berusaha biasa saja, tapi hatinya tidak bisa berbohong sangat pedih. Berarti benar perempuan ini adalah perempuan yang bercumbu dengan Iqbaal pada waktu itu.
Bagaimana perasaan mu saat orang yang kamu sayangi--suamimu, memiliki hubungan dengan perempuan lain diatas status pernikahan kalian? Dan pada akhirnya mereka pergi bersama. Dan hanya meninggalkan dengan luka yang begitu besar pada dirimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies
General Fiction"Kamu gak pernah berubah Mas, dari dulu, sakit" (namakamu) menepuk dadanya, karena tidak tahan mendapatkan perlakuan dari suaminya itu. Ya, Iqbaal adalah suami (namakamu). "Dengar ya, gue ga pernah mau ada lo dikehidupan gue, pergi!" "Mas Iqbaal, ak...