09

3.1K 298 12
                                    

Tidak ada pergerakan dari (namakamu) ia terlalu tercengang dengan hal ini. (namakamu) mengerjap sadar saat tangan Iqbaal terlepas dari lengannya.

"Mas, aku mau masak buat kamu"

Masih dalam keadaan berdiri dihadapan Iqbaal yang masih setiap.menutup matanya, tapi ia tau Iqbaal masih tersadar.

"Biar kamu makan, terus sehat lagi"

(namakamu) tersenyum saat melontarkan kata tersebut, dia sangat lupa sekali kalau Iqbaal sangat tidak bisa, dan tidak akan pernah bisa di bangkang.

"Bentar ya Ma--"

brugh

"Awssh--"

(namakamu) terduduk di pinggiran sofa, tempat Iqbaal berbaring sekarang, sofa tersebut lumayan besar, 2 orang berbaring sangat muat.

"Mas Iqbaal---"

Tangan Iqbaal masih menggenggam lengan (namakamu), ya Iqbaal mengisaratkan (namakmau) tetap diam menemani dia disofa ini. (namakamu) sangat paham, tetapi Iqbaal pasti lapar, mengingat tadi pagi Suaminya hanya makan roti saja.

"ssh, lo bisa diam ga sih! Kepala gue pening"

Ya, kalimat itu, kalimat terpanjang yang Iqbaal ucapkan semenjak ia terbaring.

"Maaf Mas" cicit (namakamu) pelan.

Tidak ada respon lagi yang diberikan Iqbaal, dirinya bingung ingin melakukan apa disini, selain duduk menghadap Iqbaal yang terlihat sangat lelah. Dirinya tidak berani lagi memegang Iqbaal, karena dirinya yakin bahwa Iqbaal sudah sepenuhnya sadar, tetapi masih merasakan pening yang mendera kepala Iqbaal.

Masih dalam lamunannya (namakamu) tidak menyadari Iqbaal membuka kedua matanya, dan melihat wajah (namakamu) sedekat ini.

Deg

Hati Iqbaal berdetak menjadi tak beraturan, melihat wajah (namakamu) sedekat ini.

"Gue mohon jangan peduli sama gue"

"shhss"

Pening itu datang kembali mengerumbungi kepala Iqbaal, Iqbaal mengutuk dalam hati, semuanya terhambat karena Minuman yang ia minum tadi, Sial.

"Pening--sialan"

Iqbaal reflek mengambil jemari (namakamu) dan mengarahkannya ke pelipisnya lagi. Hal tersebut membuat sang empu tangan terkejut. Manik mata (namakamu) langsung tertuju kepada manik mata Iqbaal.

Deg

"sialan, kenapa berdetak kencang gini sih"

Sebisa mungkin (namakamu) bersikap biasa saja akan pandangannya ini tetapi tidak bisa ia sembunyikan, semburat merah di kedua pipi putihnya itu, sangat kentara sekali. Kemudian (namakamu) memutuskan pandangan tersebut ke arah lain, dirinya sangat malu sekarang ini.

"Mas Iqbaal--, mau minum?"

Iqbaal menggeleng, kemudian menekan jemari (namakamu) dipelipisnya. (namakamu) langsung menggerakan jarinya memijit pelilis Iqbaal, Iqbaal berpeluh, kepanasan.

"Mas, kamu ganti pakaian dulu ya"

(namakamu) menyapu peluh Iqbaal disekitar dahi dengan tisu.

"Kamu kepanasan ini, kalo dikipasin ga bagus, peluhnya masuk lagi nanti, ganti pakaian ya"

Iqbaal mengangguk, ya Iqbaal menyerah untuk sekarang ini, dia tidak berdaya untuk melakukan apapun, jadi biarkan (namakamu) mengurusnya, sangat tidak sinkron dengan pikiran saat di kantor tadi.

"Bentar ya aku ambil pakaian kamu dulu"

(namakamu) beranjak ke lantai atas menuju kamar Iqbaal, dan mengambil pakaian yang ia rasa bahannya tidak membuat Iqbaal kepanasan. Ia kemudian turun kembali menghampiri Iqbaal yang masih terbaring.

"Mas, duduk dulu ya"

(namakamu) membantu Iqbaal duduk. Kemudian membuka kancing kemeja Iqbaal satu persatu.

"Sudah, gue bisa sendiri"

Iqbaal merebut lemah kancing kemejanya yang dibuka (namakamu), kemudian membuka kemejanya dan mengambil bajunya yang masih berada di pangkuan (namakamu).

Setelah sudah selesai mengganti pakaianannya sendiri, termasuk mengganti celana kerjanya sendiri.
Sejak Iqbaal mengambil baju di pangkuan (namakamu) tadi, (namakamu) memutuskan untuk beranjak kedapur untuk memasak untuk Iqbaal.

Dirinya berkutat di dapur selama 30 menit, ia sebenarnya khawatir debgan keadaan Iqbaal, ia rasa waktunya terlalu lama, dengan bahan masakan yang ada (namakamu) membuat Sup untuk Iqbaal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirinya berkutat di dapur selama 30 menit, ia sebenarnya khawatir debgan keadaan Iqbaal, ia rasa waktunya terlalu lama, dengan bahan masakan yang ada (namakamu) membuat Sup untuk Iqbaal. Ia tersenyum saat menuangkan Sup ke dalam mangkuk dan membawanya keruang tengah.

"Mas Iqbaal makan dulu ya"

(namakamu) menata piring nasi dan gelas untuk Iqbaal. Sekarang Iqbaal sudah bisa memainkan handphonenya, kemudian menatap (namakamu) yang sibuk menyiapkan makanan untuknya.

Hatinya berdecih, tidak dirinya tidak akan luluh, anggap saja beberapa menit atau jam tadi tidak ia rasakan.

"Mas Iqbaal, Ayoo"

"Gak usah repot, gue ga perlu"

Iqbaal melenggang pergi menuju lantai atas dengan tatapan datar, masih pening, tetapi dia harus, harus menjauh dari sini, ia sudah tidak tahan diurusi (namakamu), tidak senang sama sekali. Dengan perpegangan erat dengan pembatas tangga Iqbaal menaiki anak tangga saru persatu.

Hati (namakamu) sangat sakit sekali melihatnya, tidak bisakah sedikit saja Iqbaal bersikap baik terhadapnya, sedikit saja.

"hikss--, sakit mas"

Air mata (namakamu) mengalir deras melalui pipinya, Dirinya sudah jatuh terlalu jauh kepada Iqbaal.

"Sampai kapan kamu seperti ini Mas"

(namakamu) menyapu kasar airmatanya kasar, tidak dirinya harus kuat, harus. Kemudian dirinya membereskan makanan yang ia siapan untuk Iqbaal tadi, kemudian diletakkannya di atas meja makan, siapa tau Iqbaal nanti lapar, pikirnya.

Berharap lagi huh.

Dirinya beranjak ke pintu dapur, (namakamu) terseyum getir mungkin Bunga Mataharinya dapat menghibur dirinya.

---------------------

I'm backk hehe

Gak pernah bosan buat selalu berdoa, dan nyampain jaga kebersihan, jan kemana-mana dulu yaa, dirumah ajaa dulu yaa, yang ngeyel di marahin sama Mas Iqbaal mau?! wkwk, candaa. Kalo gak penting-penting amat jangan mauu yaa keluar rumah. Stay Safe pokoknyaa😭❤.

Boleh kali aku dapat comment gokil kaliann wkwk.

Terimakasii yg sudaa vomment yaa😙.

Yaudahh, luv yaa😋.

Fotoo by Pinterest.

23/03/20

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang