26

3.3K 434 25
                                    

"Kak aku harus gimana lagi ini"

Zay menoleh ke (namakamu), kemudian tersenyum.

"Kan ada kaka (nama), kaka janji selalu lindungin kamu"

"Aku takut ka"

"Sudah ya, kamu istirahat dulu, kesihan babynya uncle liat bundanya sedih terus"

(namakamu) menyenderkan badannya dikursi, lalu berusaha untuk menghilangkan pikirannya yang tidak pernah usai tentang Iqbaal.
-----------------

Iqbaal berlari kecil menaiki anak tangga Apartment ini, ia menenteng beberapa plastik berisi kebutuhan (namakamu), ia membeli susu ibu hamil dengan varian rasa yang berbeda, siapa tau kan (namakamu) bosan dengan satu rasa saja.

Ia ingin mengambil kunci disakunya, tetapi ter-urungkan karena melihat kondisi pintu tidak tertutup dengan sempurna. Gugup tiba-tiba melanda dirinya.

"(NAMA)"

Iqbaal meninggalkan belanjaannya luar pintu, lalu bergegas memasuki kamar Apartmentnya, ia tidak menemukan keberadaan (namakamu), lalu ia pergi mencek ke kamar mandi dan terakhir didapur, hasilnya pun sama, tidak ada sosok (namakamu).

"Arghh"

Iqbaal terduduk dilantai dengan peluh membasahi tubuhnya. Bukankah (namakamu) sudah mengatakan bahwa ia ingin tinggal disini.

Iqbaal bangkit, lalu mengambil handphone diatas meja makan, ia harus mengetahui posisi (namakamu) sekarang. Belum sempat mendial nomor yang ia tuju, handphonenya berdering.

Vee is calling

Iqbaal menolak panggilan dari Veerza. Lalu mencari kembali kontak
Egy, rasanya dirinya tidak dapat berpikir jernih sekarang.

Vee is calling

"Baal, kemana aja sih, lama banget dinner sama Bunda"

"Mau apa sih Vee!"

"buat apa kamu minta nomor Zay, siapa yang sakit baal? Kamu?"

"bukan urusan kamu!"

"Kamu kenapa sih? Aku --"

Iqbaal memutuskan sambungan suara itu, sebelum Veerza menelponnya lago, ia memblokir nomor handphone Veerza. Kemudian melanjutkan mencari konta Egy.

"Egy cepat cari keberadaan (namakamu), dan juga cek rekaman cctv Apartment saya, secepatnya, saya tunggu"

Pip

Iqbaal memasuki kamarnya, dua koper (namakamu) masih ada disudut dinding kamar, kemana sebenarnya (namakamu) pergi.

Sebentar, Veerza mengatakan bahwa ia tadi meminta nomor Zay dan juga sedang makan malam bersama Bunda Rike. Hati Iqbaal bergemuruh, dirinya tidak menyangka apa yang ada dalam pikirannya, (namakamu) pergi bersama Zay.

"Bangsat lo Zay, sekali ini habis lo sama gue"

Iqbaal tersenyum, ia akan mendapatkan apasaja keinginannya dengan mudah, ia sudah mendapatkan keberadaan (namakamu) sekarang.

"Tunggu aku sayang"

Iqbaal menuruni tangga, lalu mengambil Mobilnya dan menyusul (namakamu), ia akan mengambil (namakamu) lagi, sekali ini tidak akan ia lepas lagi, dan tidak mudah untuk melarikan diri dari sekitarnya. Malam ini juga ia akan membawa (namakamu) untuk bersama lagi.

Tin

Suara klakson Mobil yang ia selip itu tidak ia hiraukan, pikirannya sekarang adalah membawa (namakamu) pulang, dan menghajar Zay dihadapan (namakamu), itu saja.

FirefliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang