Part ini bakalan panjang banget.
-----
seusai makan malam, Huston dan istrinya kembali kepada rutinitas mereka untuk mengurus bisnis dan menyerahkan tamu-tamu pada kedua putranya.
Hans yang sudah lanjut usia harus mengistirahatkan badannya agar staminanya terus terjaga.Gabriel menarik kursinya lalu beranjak pergi meninggalkan meja makan yang masih diisi oleh Zero, Zanna, Zava, Ziva dan Arkila.
Mereka semua memandang ke arah Gabriel yang sangat dingin malam itu.Gabriel memang berbeda, dia terkadang sangat hangat dan terkadang sangat dingin.
"Yuk keruang tamu" Zero mengajak mereka semua untuk beranjak pindah keruang tamu agar lebih enak mengobrol dan membiarkan para pekerja membersihkan meja makan.
Sampainya diruang tamu, Zava dan Ziva selalu duduk bersebelahan. Sedangkan Zero diapit oleh dua wanita cantik disamping kanan dan kirinya.
"Lo sampai kapan disini"?Tanya Zava pada Ziva.
Ziva mengangkat bahunya tidak tahu.
Zava memandang Zanna bermaksud menanyakan hal yang sama namun Zanna juga mengangkat bahunya tak tahu.
"Sampai kapan-kapan aja"sahut Zero sembari merebahkan badannya setengah duduk.
"Iya sampai kapan-kapan aja"tambah Arkila. Tangannya masih berkutat dengan ponsel yang masih menyala itu.
"Kok kalian masih fasih Bahasa Indonesia?"itulah pertanyaan yang selama ini ingin Ziva dan Zanna tanyakan namun tidak sempat-sempat yang akhirnya ditanyakan oleh Zava.
"Cinta Indonesia"jawab kedua adik kakak itu bersamaan. Lalu mereka mengepalkan tangan dan saling TOS satu sama lain.
"Pencitraan banget Lo!"desis Zanna tidak terima.
"Tanya kakek Hans kalo ga percaya"tambah Zero meyakinkan.
"Bagus si"sahut Ziva.
"Kalian sahabatan dari kapan?"Zero berganti bertanya pada Zava dan Ziva.
"SMP"singkat Ziva. Dirinya kini mengikuti jejak Arkila yang bermain ponsel.
"Bisa kebetulan gitu nama nya sama"ujar Zero.
"Zav zav liat sini"Ziva mengarahkan kameranya pada Zava ketika Zava sedang mengobrol dengan Zero. Benar-benar seperti adik yang sedang mengerjai kakaknya.
"Andai Gabriel bukan adik Lo, habis dia"Tutur Zava yang dihadiahi tawa oleh Zero.
Zanna yang mendengar pun ikut meledakkan tawanya.
"Gantengan Lo kok zav daripada Biel"sahut Arkila tiba-tiba. Dirinya kini menanggalkan ponsel dan merebahkan kepalanya diatas pundak Zero.
"Boong banget tu pasti"gumam Ziva masih bisa didengar oleh semua orang.
"Oh jadi gantengan Gabriel?" Timpal Zero membuat Ziva terbata-bata.
"Maksud gue Zava Gabriel sama aja ga ada yang ganteng"Jelas Ziva.
"Kayaknya gue harus pulang" Zava melihat jam tangannya lalu berniat untuk pulang.
"Ga tidur sini sekalian zav?"tawar Zero yang mustahil jika Zava mau.
"Iya zav tidur sini"Arkila mengulangi penawaran yang diberikan oleh Zero. Berharap Zava mau menerimanya.
"Lain kali aja, gue harus cabut"Zava pun berdiri diikuti oleh Ziva.
"Yaudah gue aja yang anter kedepan"
"Thanks" ucap Zero lalu mengepalkan tangannya dan mereka pun TOS.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL TOMORROW [END]
Ficção AdolescenteCOMPLETED (belum revisi) Sampai kapanpun kita hanya sampai besok. Hanya keberanian yang aku miliki. Keberanian untuk menghadapi kenyataan bahwa aku menyukaimu dengan segala konsekuensinya. -Gabriel Novel ini tidak untuk menyinggung siapapun! Semua b...