Zava POV
Sebenarnya aku harus menjemput Ziva pagi ini, tapi terpaksa untuk kali pertama aku menolaknya. Semenjak pulang dari puncak kemarin, Arkila sangat dingin kepadaku.
Perempuan itu bahkan tidak mau melirik ke arahku sama sekali, padahal ia terkenal dengan segala keramahannya terhadap orang lain.Aku merasa dia marah padaku karena hanya denganku lah Arkila bersikap seperti itu.
Aku tidak mengerti kenapa saat perempuan marah, sulit untuk memahami dimana letak kesalahan diri kita.Kumasukkan mobilku kedalam halaman rumah keluarga Huston. Disana aku melihat Gabriel yang tengah mengeluarkan mobilnya dari garasi, aku langsung berfikir dia akan menjemput Ziva.
Tidak rela memang, namun bagaimana lagi, aku harus menyelesaikan urusanku dengan Arkila.
Tidak enak bagiku jika ternyata aku menyakiti perempuan baik seperti dia, cerita ini juga bukan dibuat untuk menggambarkan seorang badboy yang suka mempermainkan wanita. Ya kan thor?
Bagos! - jawab author"Ngapain Lo kesini?" Gabriel menghampiriku yang baru saja keluar dari mobil.
Setelah sekian lama, aku menggunakan mobil ke sekolah. Aku hanya ingin mengobrol lebih banyak dengan Arkila pagi ini, kalau naik motor pasti terlalu bising oleh kendaraan lain."Mana Adek Lo?"Tanyaku balik.
Rasa kesal pada Gabriel sangat menyelimuti hatiku, meski aku sudah memberinya kesempatan untuk menjaga Ziva. Kalau pria itu tidak berhasil, aku berjanji akan merebut wanita itu kembali kepelukanku.
Ikhlas? Tidak, sama sekali tidak. Tapi aku terlalu sayang pada wanita itu, aku tidak mau memaksakan apapun darinya. Termasuk perasaanku padanya.
"Oh Arkila didalem. Kalo gitu Ziva biar gue yang jemput"senyum miring terpampang jelas dibibir Gabriel.
Aku memalingkan wajahku lalu masuk kedalam rumah.
"Gue ingetin lagi. Kalau sampai Lo bikin dia nangis, jangan harap Lo bisa dapetin dia"ancamku.
"Lo tenang aja"
Gabriel berlalu dengan mobil hitamnya.
Setelah aku masuk, Nyonya Huston menyambutku dengan sangat baik, Beliau mempersilahkan aku untuk sarapan namun aku sudah tidak ada waktu untuk itu.
Aku datang kesana pagi-pagi karena ingin mengobrol dengan Arkila.Tak lama, perempuan itu turun dari tangga rumahnya yang disebelah kanan. Ada dua tangga dan satu lift disana, rumah yang terbilang sangat besar.
Dia nampak shock melihatku ada diruang tamu kediamannya.
"Ngapain Lo kesini?"Tanyanya dengan ketus. Ekspresi marah masih sanggup ia tunjukkan walau aku sudah menyunggingkan senyum terbaikku.
"Berangkat bareng gue yuk"Ajakku berharap Arkila mau menerimanya.
"Yasudah bareng Zava aja, mama ke kamar dulu"Pamit Nyonya Huston setelahnya.
Ada sedikit paksaan di raut muka Arkila, meskipun akhirnya dia mau berangkat bersamaku.
Hingga kami sama-sama masuk kedalam mobil, suasana sangat dingin, disitulah aku merasa aku sudah membuat kesalahan besar padanya.
"Lo marah sama gue?"Tanyaku to the point.
Arkila tidak menjawab, ia asik memainkan jarinya dikaca mobil.
"Gue minta maaf" Meskipun aku tidak tau salahku dimana, kurasa perempuan selalu luluh jika mendengar kata maaf.
"Buat apa?" Benar saja, Arkila mau membuka mulutnya.
Bibirku tertarik keatas, caraku berhasil untuk membuat gadis itu bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL TOMORROW [END]
Ficção AdolescenteCOMPLETED (belum revisi) Sampai kapanpun kita hanya sampai besok. Hanya keberanian yang aku miliki. Keberanian untuk menghadapi kenyataan bahwa aku menyukaimu dengan segala konsekuensinya. -Gabriel Novel ini tidak untuk menyinggung siapapun! Semua b...