"cepetan!"Gabriel mendorong punggung Ziva untuk segera masuk kedalam mobil dan duduk disampingnya.
"Lo tuh setan jenis apa si! Ga sabar banget!"Balas Ziva bersungut-sungut.
Gabriel tidak membalas, dia menutup pintu mobil dengan keras hingga Ziva mengumpat kaget.
Biel pun masuk kedalam mobil, duduk di kursi sopir.
Pria itu menyalakan mobil kemudian melajukannya.
"Gue pokoknya pulang sama Zava! Gue ga mau pulang sama Lo!"
"Siapa juga yang nawarin Lo pulang sama gue?"
Amarah Ziva menggebu-gebu, masih juga pagi, tapi Gabriel membuatnya se kesal itu.
"Sok jual mahal!"Desisnya.
"Gue bukan sok jual mahal, gue sadar lo ga bakal mau sama gue"Jawab Gabriel.
Ziva menolehkan kepalanya kearah Gabriel.
"Ga biasanya Lo jadi cowo pesimis?"
"Hari ini kan lo dare-nya jadi pacar Zava. Ya gue bisa apa. Ya meskipun itu pura-pura sih"Gabriel mengangkat bahunya sekali lalu ia turunkan.
"Nah berati dua hari ini LO GAUSAH GANGGU GUE!!!"ujar Ziva penuh dengan penekanan pada kalimat terakhir.
"Oke"singkat Gabriel.
"Oke"timpal Ziva lirih.
"Lo tau gak?"tanya Gabriel masih fokus pada jalanan yang ada didepan sembari sesekali melihat kaca spion.
"Enggak!"ketus Ziva.
"Dua hari ini akan jadi saat-saat Lo kangen sama gue"Jawabnya dengan pede.
Ziva spontan mengangkat sebuah kotak tisu didepannya.
"Lo ngomong lagi gue lempar ni!"ancamnya.
"Terus dua hari kemudian Lo jadi milik gue"Lanjut Gabriel tidak memperdulikan Ziva.
BRAK!
"Sakit kuyang!"Pekik Gabriel saat kotak tisu itu mendarat di badannya.
"Makan tuh tisu, pacarin sekalian"Tandas Ziva puas.
"Emang lebih enak pacaran sama tisu, pacaran sama manusia dibikin nangis. Kalo sama tisu air liur aja diusap apalagi air mata"Jawab Gabriel.
"Biell!!!!!"Teriak Ziva.
Seketika suasana hening, tidak ada lagi perbincangan yang terjadi.
Ziva dengan apa yang ia pikirkan, dan Gabriel sesekali melirik wanita itu sembari tersenyum tipis.
----
Setibanya mereka disekolah, dan karena itu sudah sedikit siang tentu saja sudah banyak anak yang datang.
Sontak Ziva dan Gabriel mendapat sorotan tajam dari para wanita.
Bedanya kalau Gabriel mendapat tatapan penuh kekaguman, sedang Ziva penuh kebencian.
"Gue tau kenapa tiap hari gue sial, banyak yang nyumpahin"gumam Ziva yang masih mampu dijangkau oleh telinga Gabriel.
"Harusnya Lo sumpahin balik mereka" sahut Gabriel.
"Gue cewe baik-baik"Jawab Ziva.
"Cewe baik-baik itu gaboleh egois. Zava Lo ambil, Gabriel Lo ambil, Zero Lo ambil"jelas Gabriel.
Ziva masih fokus melangkah ke depan begitu juga Gabriel.
Perbincangan mereka sepanjang jalan sangatlah menarik perhatian semua mata, tak terkecuali guru yang sedang lewat.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL TOMORROW [END]
Teen FictionCOMPLETED (belum revisi) Sampai kapanpun kita hanya sampai besok. Hanya keberanian yang aku miliki. Keberanian untuk menghadapi kenyataan bahwa aku menyukaimu dengan segala konsekuensinya. -Gabriel Novel ini tidak untuk menyinggung siapapun! Semua b...