B.1

1.1K 74 11
                                    

Chapter yang sangat panjang
.

Orang-orang tiba di villa pukul 8 pagi, sampainya sana mereka menyantap sarapan yang dibawa oleh Mirabeth dan Nyonya Huston.

Raka yang belum pulang dari villa juga ikut sarapan bersama mereka. Rencananya Raka akan pulang sore nanti karena masih ingin menikmati suasana di puncak. Huston membujuk Raka untuk pulang besok pagi agar nanti malam Raka bisa bergabung dalam acara keluarganya, namun pria itu harus segera kembali dikarenakan perjalanan bisnisnya belum selesai.

Itu membuat Gabriel bernafas lega, pria pujaan Ziva akan segera tersingkir dan ia bisa leluasa mendekati gadisnya.

Setelah mereka mengistirahatkan badan akibat perjalanan yang lumayan memakan waktu apalagi hari itu jalanan sangat macet, ketika badan sudah lebih segar, mereka berbincang-bincang diteras. Sedang para remaja itu bermain sepak bola di halaman villa.

"Panas juga" Zero mengelap keningnya yang sudah dibanjiri oleh keringat.

Zanna baru saja keluar dari dapur untuk membawakan minum semua orang.

"Minum dulu Zer"Teriak Nyonya Huston mengangkat gelasnya.

"Minum dulu Bang Zer"Tambah Ziva.

Sedangkan Gabriel, Zava dan Raka masih asik bermain bola.

Diujung sana ada Nadin dan Arkila yang sudah sama-sama berbagi halu mereka sambil ketawa-ketiwi menatap ponsel.

"Zer Lo gimana sih bisa kalah gue!"Teriak Gabriel tidak terima Zero yang notabene adalah satu tim dengannya pergi meninggalkan permainan begitu saja.

"Minum dulu gue"Tanpa rasa bersalah Zero berlari menjauh dari kotak permainan, menghampiri Zanna yang sudah menuangkan air untuknya.

"Biarin main sendiri"kompor Huston pada putranya diiringi tawa oleh Darwis.

"Biar mandiri"Timpal Zero.

"Zerooo jangan pakek baju!!"Pekik Zanna melihat Zero mengelap wajahnya menggunakan kaos oblongnya yang ia angkat sampai kepala.

Gerakan tangan pria itu langsung terhenti.

"Nih"Zanna mengusap keringat Zero menggunakan tissu.

"Yang jomblo gausah liat"Gumam Ziva sedikit keras.

"Diem Lo!"Zanna melempar tissu bekas keringat Zero kearah wanita yang asik menonton Raka bermain bola itu.

"Iuh jijikkkkk" Gadis itu langsung menenteng ujung tisu itu, lalu melemparnya kembali kearah Zero.

"Keringat orang ganteng"

"Zer kalah gue!"Teriak Gabriel dari kejauhan.

"Halah lo mana pernah sih menang"Sahut Arkila.
Gadis itupun berdiri lalu berjalan kearah Gabriel.

"Sini Lo se tim sama gue" Arkila menarik lengan bajunya keatas. Menantang dua pria didepannya untuk beradu bola dengannya.

"Lo bisa?"Tanya Gabriel memastikan.

"Lo tau gak Ronaldo belajar bola dari siapa?"

"Siapa?"

"Ya pelatihnya lah bujank!"

"Ihh"Gabriel menempeleng kepala adiknya.

"Yaudah ayok main"Tantang Zava balik.

"Semangat La!!"Teriak Nadin menyemangati teman halunya itu.

"Semangat Kak Raka Zava!"Teriak Ziva meneriaki Raka.
Nadin langsung menatap Ziva tajam begitu juga dengan Gabriel.

"Arkila dong!" Nadin menyenggol lengan Ziva.

UNTIL TOMORROW [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang