"M"

1.1K 79 2
                                    

"siapa sih Biel tadi, kenapa Lo disuruh pergi?"oceh Ziva terus saja bertanya tapi Gabriel tidak menjawab apa-apa.

"Mr.Jack" akhirnya Gabriel menyebutkan nama seseorang yang terus Ziva tanyakan.

"Itu urusan Lo sih, gue juga gamau tau" ziva menopang dagunya dengan tangan tanda bahwa perempuan itu merasa bosan.

Sedangkan Gabriel yang dihadapannya hanya mengetuk-ngetuk kan jari diatas meja.

Sesekali Ziva menatap Gabriel begitu juga dengan Gabriel.

Tidak mendengar ocehan Gabriel ternyata terasa aneh bagi Ziva begitu sebaliknya.

"Lo--"ujar mereka bersamaan.

"Lo kenapa ngajak gue kesini?"tanya Ziva mengintimidasi.

"Khilaf"jawab Gabriel.

"Aw!!" Ziva melempar sebuah anggur yang ada diatas meja tepat mengenai wajah Gabriel.

"Suapin kek malah lempar-lempar"

"Gue kepikiran mbok Iyem pasti nyari gue"eluh Ziva.

Gabriel benar-benar tersentuh dengan perempuan didepannya, dia begitu menghormati seseorang meskipun hanya ART.

"Gue udah kirim pembantu gue kesana biar ada yang nemenin sekaligus jaga rumah Lo"sahut Gabriel.

"Niat banget Lo jadi orang"

"Jadi fakboi emang harus niat"Jawab Gabriel memancing emosi Ziva.

Entahlah kenapa laki-laki itu suka bila Ziva marah-marah.

"Emang Lo fakboi banget"ujar ziva penuh dengan penekanan.

"Tapi ganteng"Gabriel memajukan wajahnya kearah Ziva.

"Biel gue bosen"lirih Ziva lalu menelungkup kan wajahnya diatas lipatan tangan.

"Oh aku ada ide, sini Lo ikut gue"Gabriel menarik kursinya lalu beranjak menarik tangan Ziva.

Ziva yang sudah lelah bertengkar pun menurut dengan Gabriel.

Bangunan khusus untuk pertemuan itu memang luas, dan tentunya itu milik keluarga Huston.

Ada ruangan meeting, ada ruangan musik, ada cafe yang baru saja Ziva dan Gabriel tempati, ada juga ruangan olahraga dan masih banyak.

"Lo kalo gini keliatan kaya banget ya Biel"Kata Ziva ketika mereka berjalan dengan bergandengan tangan.

"Kaya lagi kalo lo istrinya, harta tahta Ziva"jawab Biel sambil memiringkan senyumnya.

"Gue pengen marah sih tapi gue capek teriak mulu"jawab Ziva dengan nada malas.

Tibalah mereka didepan ruangan yang Ziva tidak tahu itu ruangan apa.

Seorang penjaga pun membukakan pintunya untuk Gabriel.

"BIEL INI SURGA BANGET!!" Mata Ziva langsung berbinar-binar ketika melihat pemandangan didepannya.

Ya, itu adalah ruangan musik milik gabriel. Semua alat musik ada di sana, bahkan yang paling langka sekalipun.

"Gils! Gue ga nyangka Lo se tajir ini"Ziva menggelengkan kepalanya. Lalu melangkah melihat satu-persatu alat musik itu.

Ruangan itu sangat indah dan mewah, serta luas. Ada juga tempat untuk berdansa, untuk rekaman lagu, semuanya ada disana.

Gabriel hanya diam ditempat melihat perempuan itu berjalan-jalan mengelilingi ruangan tersebut.

"Ada banyak perempuan yang pengen jadi Lo sama Zanna"ujar Gabriel dari belakang.

UNTIL TOMORROW [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang