"Awasi dia!"
"Tidak bisa tuan, kami kehilangan jejak"Jawab seseorang dari seberang telefon dipenuhi dengan rasa bersalah yang terlihat dari nada bicaranya.
Zero membanting ponselnya keatas kasur.
Rahangnya mengeras ketika mendapat kabar dari seseorang.Dia mengacak rambutnya frustasi.
"ARGHHH!!"
tok tok
Seseorang mengetuk pintu kamarnya disaat yang tidak tepat.
Siapa lagi kalau bukan Nyonya Huston yang berniat untuk membangunkan putranya seperti biasa."Zero udah bangun?" Teriaknya dari balik pintu.
"Ga aku kunci, mama masuk aja"teriak Zero balik.
Pria itu mencoba menenangkan emosinya yang menggebu-gebu.Nyonya Huston masuk kedalam rumah membawa sesuatu yang sepertinya Zero tau itu apa.
"Besok kamu pakai ini"Nyonya Huston meletakkan sebuah setelan jas diatas kasur Zero.
Dia pun duduk disana dengan Zero yang sedang minum air putih yang disiapkan di meja kamarnya.
"Zero kayaknya ga bisa datang"Ujar Zero kemudian duduk disamping mamanya.
"Loh kata kamu bisa."Ujar Nyonya Huston menghadap putranya.
"Zero bisa berangkat besok, tapi Zero ga bisa hadir. Biar Gabriel aja"lanjut Zero.
"Tapi Zer--"
"Zero harus selesaikan masalah yang kemarin ma, tadi Zero dapat kabar dari Jey."tutur Zero.
Mendengar nama itu Nyonya Huston langsung menatap serius Zero."Ada apa dengan Jey?"
"Mereka kehilangan jejak"Setelah menghela nafas berat, Zero mengatakan hal itu dengan berat juga.
Nyonya Huston langsung berdiri dan mengambil kembali setelan jas itu kemudian disampirkan dilengan tangannya.
"Yasudah nanti mama kasih tau Gabriel" kakinya melangkah menuju lemari baju Zero dan menyampirkan sesuatu disana.
"Hmm"deham Zero mengiyakan.
"Mama jangan khawatir. Zero akan selesaikan semuanya."Zero kemudian berjalan kearah kamar mandi.
Nyonya Huston menatap putranya dari belakang. Melihat punggung Zero yang kemudian terhalang oleh pintu yang menutup pelan.
Ia menghela nafas dalam, menghembuskan dengan berat.
Dia sangat tau betapa Zero sangat frustasi dengan kondisi seperti ini.
-----
"Zer Lo kenapa sih dari tadi pagi kayak cacing dikasih garem."Zanna menatap Zero aneh pagi ini.
Laki-laki itu menyetir dengan wajah yang suram.
"Pengen bolos gue"Jawab Zero jujur.
"Ga boleh!"Tolak Zanna..
"Ayolah Zan sekali aja.."bujuk Zero pada Zanna.
"Engga!"Tolak Zanna dengan mentah-mentah.
"Zero!! Ini bukan jalan ke kampus!"teriak Zanna sedikit marah melihat Zero nekat untuk bolos padahal sudah ia larang.
"Lo kirim pesan ke Jey, HP gue ada diatas"perintah Zero pada Zanna.
Dengan wajah kesalnya, Zanna menuruti Zero. Dia buka tas Zero hingga menemukan ponselnya.
"Sandinya apa?"tanya Zanna melihat ponsel Zero yang terkunci.
"I love you"Jawab Zero main-main.
![](https://img.wattpad.com/cover/218644948-288-k755837.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL TOMORROW [END]
Novela JuvenilCOMPLETED (belum revisi) Sampai kapanpun kita hanya sampai besok. Hanya keberanian yang aku miliki. Keberanian untuk menghadapi kenyataan bahwa aku menyukaimu dengan segala konsekuensinya. -Gabriel Novel ini tidak untuk menyinggung siapapun! Semua b...