"ga biasanya Lo diem ziv"bisik Nadin pada Ziva yang masih memasang wajah datarnya.
"Gue laper"jawab Ziva ngasal.
Tettttt
Bel istirahat berbunyi, guru yang sedang mengajar juga sudah keluar kelas.
"Kantin yuk"ajak Nadin
"Gue males ketemu Gabriel"gerutu Ziva.
"Yaudah Lo ajak Zava aja."Saran Nadin pun disetujui oleh Ziva.
Gabriel tak akan berani mendekatinya kalau ada Zava disampingnya.
-----
"Zav gue ga ada duit"Ziva menarik-narik seragam Zava meminta laki-laki itu untuk membayar makanannya.
"Terus Lo ngapain ngajak gue ke kantin"
"Biar Lo bayarin hehe"
Zava pun memesan makanan untuknya, Ziva dan Nadin.
"Zav gue sekalian ya"teriak Nadin yang tidak digubris oleh Zava.
Dari arah depan Zero berjalan berdampingan dengan Gabriel.
Dua laki-laki tampan itupun sontak menjadi sorotan semua wanita.
"Ziv"sapa Zero lalu duduk disamping Ziva.
Melihat ada Gabriel , Ziva langsung memutar bola matanya malas.Gabriel hanya diam sembari mengetukkan jarinya diatas meja.
Zava yang barusan datang dan menyadari keberadaan Gabriel.
"Ngapain lagi Lo?" Tanya Zava dengan nada dingin dan tatapan sinis pada Gabriel.
"Santai santai, dia sepupu gue"Zero mencoba untuk mencairkan suasana panas yang sedang terjadi diantara keduanya sedangkan Gabriel masih saja diam tak menggubris.
Rahang Zava yang semula keras mulai melunak, dan dia memutuskan untuk duduk disamping kanan Ziva yang masih kosong.
"Kak zer, gue denger banyak soal Lo dari Ziva. Lo suka Coldplay ya?"tanya Nadin pada Zero.
"Bang aja, gue lebih suka dipanggil abang. Iya gue suka banget, Lo mau ikut gue nonton konsernya Coldplay bulan depan? Gue pesenin tiketnya"tawar Zero.
Mata Nadin berbinar-binar. Dia tak menyangka Zero adalah orang yang sebaik dan seramah itu."Gilakk Lo baik banget"pekik Nadin.
"Biasa aja"potong Gabriel sembari memainkan ponselnya.
"Lo ga pengen nonton juga?"tanya Zava pada Ziva yang asik melamun.
"Enggak"singkatnya.
"Ziv kemarin gue nitip dompet nya Zanna ke---"
"Udah bang udah, dompet nya udah gue kasih ke Zanna"potong Ziva langsung karena dia tidak mau semua orang tau kalau Gabriel baru saja kerumahnya apalagi Zava.
Zero yang mengetahui maksud Ziva pun hanya tertawa kecil.
Perempuan itu menggemaskan, pantas saja adiknya begitu mengejarnya."Kok pada diem, ayolah rame gitu"seru Nadin mencoba mencairkan suasana. Dia tau bahwa suasana antara Zava dan Gabriel yang membuat semuanya seperti ini.
"Kemarin ada tukang sedot WC ganteng dateng kerumah nawarin promo"sahut Zero sembari menatap Gabriel.
Sontak Gabriel dan Ziva langsung bertatap muka.
"Mana ada sedot WC datang kerumah nawarin promo"sahut Zava.
Nadin yang tak tahu apa-apa pun hanya melongo mendengarkan mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL TOMORROW [END]
Ficção AdolescenteCOMPLETED (belum revisi) Sampai kapanpun kita hanya sampai besok. Hanya keberanian yang aku miliki. Keberanian untuk menghadapi kenyataan bahwa aku menyukaimu dengan segala konsekuensinya. -Gabriel Novel ini tidak untuk menyinggung siapapun! Semua b...