Zavakampret "ziv gue tunggu depan gerbang, cepetan. Temenin gue ke toko gitar dulu abis ini"Zivicintikbingit "ya"
Zavakampret "woi cepetan ziv"
Zivicintikbingit "bentar cari cowo dulu haha"
Ziva yang masing asik memainkan handphone nya sambil terburu-buru sebelum zava melajukan motornya meskipun ziva yakin kalau zava tidak akan melakukan itu padanya .
"Jalan jangan sambil main hp"ucap seseorang yang baru saja ia lewati .
SUARA ITU!
Seketika ziva berhenti lalu memutar tubuhnya menghadap laki-laki yang memunggungi nya.
Jaket itu! Jaket yang sama persis dengan laki-laki tadi pagi kenakan."Heh lo berhenti!!!" Teriak ziva sambil berjalan cepat kearah laki laki itu.
Sampai di belakangnya ziva terus saja mengomel.
"Lo siapa si berani-beraninya nyebut nyebut nama gue, gombalin gue" ujar ziva namun laki-laki itu masih tidak mau menatapnya.
'gue laporin zava baru tau rasa lo'geram ziva dalam hati.
Laki-laki itu terus saja melangkah ke depan tanpa peduli ziva yang ada dibelakangnya.
"Eh lo---"
Perkataan ziva dipotong oleh handphone nya yang berdering.
"Ishhhh awas aja Lo"geram ziva lalu membalikkan badan sembari mengangkat telfon zava yang pastinya sudah ngomel-ngomel depan gerbang.
"Besok lo ke perpus, gue ada di sana"teriak laki laki itu.
Ziva yang mau mengangkat ponselnya ke telinga pun tidak jadi karena mendengar perkataan laki laki itu.
Dia diam ditempat lalu menolehkan kepalanya kebelakang. Namun laki laki itu tak menolah kearahnya ."WOY ZIV CEPETAN!" teriak zava diseberang telefon.
"Bentar woi!!" Jawab ziva lalu berlari ketujuan awalnya.
Namun fikirannya masih tertuju pada laki-laki itu. 'siapa dia? Darimana asalnya? Kenapa laki-laki itu aneh? Dan kenapa baru pertama ini mereka bertemu padahal ia sudah bersekolah selama hampir 3 tahun'-----
"Telat 10 menit"
"Terus?"
"Ya Lo pulang sendiri"
"Kalo gue pulang sendiri kenapa Lo nunggu gue?" Tanya ziva masih terengah-engah karena berlari.
"Yaudah naik"
"Makasih zava ganteng"ziva menunjukkan senyum lebarnya pada zava sembari mengacak-acak rambut zava yang sudah panjang itu.
Dia sebenarnya ingin sekali menceritakan semuanya pada zava tapi ia mengurungkan niatnya.
"Zav laper"rengek ziva ditengah jalan menaruh dagunya di atas bahu zava
"Yaudah kita makan dulu, Lo pengen makan apa?"tanya zava dengan lembut.
"Ih lo kok baik sih zav, ga biasanya"ziva sedikit memberi jarak antara dia dan zava.
"Gue juga laper, gausah kepedean"ketus zava.
Ziva pun memajukan bibirnya sebal.
"Zav kalo gue ada yang ngegodain gimana?"
"Kenapa nanya gitu, emang ada cowok yang mau sama Lo yang jarang mandi, ga tau make up, manja banget, nyebelin, petakilan, ga punya temen?" Jawab zava santai namun sedikit kaget kenapa tiba-tiba ziva yang jarang ngomongin soal cowo jadi bertanya seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL TOMORROW [END]
Teen FictionCOMPLETED (belum revisi) Sampai kapanpun kita hanya sampai besok. Hanya keberanian yang aku miliki. Keberanian untuk menghadapi kenyataan bahwa aku menyukaimu dengan segala konsekuensinya. -Gabriel Novel ini tidak untuk menyinggung siapapun! Semua b...