Luna ²

6.4K 244 3
                                    

Semua anak menyingkir mempersilahkan gadis berantakan itu melewati mereka.

Wajahnya yang datar dan juga auranya yang suram membuat mereka ikut suram juga.

"Luna" panggil Angga dari belakang bersama dengan Gilang.

Luna menengok, sorot matanya tidak ada emosi apapun. Luna dalam keadaan tanpa nyawa.

Angga memeriksa suhu tubuh Luna, "Ga panas. Lo kenapa? Lo buat gue ikut suram njir"

"Gue bingung." Jawab Luna membiarkan kedua lelaki itu ikut bingung.

Angga melirik Gilang yang juga mendengar gumaman Luna.

"Bingung kenapa? Milih gue atau Angga gitu?" Sahut Gilang membuka suara.

"Ga ada hubungannya pe'a! Serius elah!" Sungut Angga mendengar sahutan Gilang yang tidak masuk akal.

"Iya iya sorry"

"Lo bingung kenapa?" Tanya Angga lagi.

"Bingung mau bunuh orang atau ga" balas Luna semakin membuat kedua orang itu terkejut.

Spontan Angga dan Gilang melompat mundur, mengerikan sekali kebingungan Luna ini.

"Lo gila ya?! Pagi-pagi udah mikirin hal ga penting! Ga usah ngawur! Udah masuk kelas!" Celoteh Angga menarik Luna yang geli melihat ekspresi dua sahabatnya.

Sebelum melangkah Luna menyempatkan mencubit pantat Gilang lalu kabur, "Ih genit lo! Tungguin!" Seru Gilang meladeni candaan Luna.

Angga melihat aneh ke arah Gilang yang berlari seperti banci dikejar satpol pp dan yang Luna lakukan hanya tertawa.

"Bangsat. Lo bukan temen gue njir" umpat Angga jijik melihat Gilang yang aneh seperti itu.

Semua murid yang melihat perilaku Gilang jadi ikut tertawa geli, belum lagi Luna yang terlihat sangat konyol jika sudah berpasangan dengan Gilang.

Luna tertawa lepas saat tertangkap Gilang dan dijitak kepalanya.

Angga menggeleng melihat kedua orang itu yang sudah memasuki kelas dengan masih bercanda. Angga menghampiri meja guru dan dia duduk di atasnya tanpa tau jika pak Nono sudah datang dan memperhatikan sikap mereka.

"Ehem"

Angga menengok melihat pak Nono dengan kumis dan perut buncitnya sudah memegang penggaris panjang.

Angga tidak menegur dua orang pembuat kerusuhan itu dan langsung duduk di tempatnya.

Brak

Pak Nono melototkan matanya ketika dua orang itu menengok ke arahnya.

"Ngapain kalian?! Pacaran jangan di sekolah!"

"Sok tau banget! Kita ga pacaran pak" elak Gilang.

"Berani nyahut kamu ya!"

"Punya mulut pak, bisa dong" balas Luna.

Brak

"Kasian itu penggarisnya nanti patah, bapak ga tanggung jawab lagi" ujar Luna kembali.

"Diam!"

Luna mengangguk anggukan kepalanya, "Kamu ini dibilangin selalu nyahut! Ga sopan! Orang tuamu ga ngajarin kamu ha?! Kurang ajar sama orang tua!"

Angga menegakkan tubuhnya mendengar Pak Nono mengungkit orang tua.

"Begini nih kalo anak yang durhaka sama orang tuanya, anak-anak jangan mencontoh dia!"

Suasana kini berubah, atmosfer yang di rasakan juga berubah. Pak Nono salah besar jika dia mengungkit masalah keluarga apa lagi kedua orang tuanya di depan Luna sendiri. Semua orang juga tau jika keadaan Luna tidak baik-baik saja.

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang