Kehangatan ⁴⁴

1.1K 98 6
                                    

Matanya menatap kegelapan malam, mendung dan juga gerimis kecil.

Luna duduk sila di lantai balkon kamarnya, fikirannya kosong.

Saat di sekolah Luna sama sekali tidak berbicara hingga semua orang aneh melihatnya anteng.

Angga mengganggu ketenangannya namun Luna tidak juga marah atau mengomel, Luna berubah menjadi tenang dan membuat Angga khawatir.

Lebih baik Luna menjadi bar-bar daripada dia seperti ini. Pak Nono yang biasanya akan membuat keributan kini juga diam melihat Luna yang lesuh dan juga menjadi pendiam.

"Luna"

Riko memasuki kamarnya, melihat tidak ada penghuni di dalam, matanya melirik pintu balkon yang terbuka.

"Shakira"

Riko memperhatikan wajah Luna yang melamun, kilatan di langit terlihat samar.

"Luna"

Luna mendongak matanya membalas tatapan Riko, "kemari"

Riko menarik tangannya dan digenggamnya menarik Luna memasuki kamarnya lagi.

"Mau makan?"

Luna menggeleng kepalanya menunduk, "hei aku ada di sini"

Mata Luna kembali berkaca-kaca membuat Riko menghela nafasnya gusar, beberapa hari ini Luna sensitif. Gampang nangis.

"Jangan, jangan nangis."

Luna menatap ke arah lain, entah kenapa dia selalu seperti ini jika bersama Riko dan keluarganya.

"Luna"

Riko mengusap pipinya agar dia kembali menatapnya, "Shakira yang aku kenal bukan seperti ini"

"Kita makan ya, aku akan suapin"

Tanpa mendengar jawaban Luna, Riko langsung menariknya keluar. Gadis ini mengurung dirinya setelah pulang sekolah.

Semua orang menghentikan pergerakannya melihat Luna turun bersama Riko.

Shiva tersenyum lebar melihatnya, "kemari sayang"

Luna menggeleng menolak duduk di samping bundanya, dia mau duduk dengan Riko.

Riko melirik Shiva yang mengangguk tak apa, melihat Luna yang ikut makan bersama membuatnya bersyukur.

Lebih bersyukur lagi kehadiran Riko, lelaki ini tidak membiarkan Luna sendirian. Kemanapun Luna pergi dia pasti mengikuti kecuali saat di sekolah.

Riko yang mengantar jemput Luna agar gadis itu tidak pergi kemanapun dan bisa membahayakan dirinya.

Suapan demi suapan Riko ulurkan untuk Luna, gadis itu selalu melamun. Entah apa yang dia fikirkan tapi berhasil membuat mereka gusar.

"Dek" panggil William menyadarkan Luna.

Luna menatapnya, "jangan melamun"

Luna melirik Riko yang juga menatapnya lalu kembali terdiam menatap lurus ke depan.

"Besok kita ke laut."

Luna menengok cepat mendengar ucapan Julian, "besok kita ke laut."

Julian memberikan senyumannya, "kamu bisa meluapkan semuanya di sana"

Bibir Luna tersenyum tipis menatap mata ayahnya, "makanlah yang banyak, kamu keliatan kurus"

Mereka tertawa pelan melihat alis Luna yang meruncing marah, "kamu emang kurus Ira, nih aaa--"

Luna mempertahankan ekspresi itu sembari menerima suapan Riko.

"Lo ga makan?"

Riko tersenyum mengacak rambut Luna pelan, "aku puasa"

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang