Kembali ¹⁴

2.4K 167 8
                                    

Julian berjalan cepat ke tempat putrinya dirawat ICU.

Julian terdiam sebentar melihat semua orang yang menunggu di depan ruangan.

Ini sudah malam dan Julian baru saja kembali, Shiva menatap Julian yang baru datang.

"Gimana keadaannya?"

"Kritis, hampir meregang nyawa"

Julian menghela nafasnya mendengar penjelasan singkat William. Julian duduk di samping Shiva yang sedari tadi menatapnya.

"Habis darimana?"

Julian menengok, "Luar kota. Ian udah maksa Luna biar ga sekolah dan Ian batalin acaranya tapi dia ga mau. Maksa berangkat sekolah jadi gini"

Shiva mengangguk memberikan senyumannya, tangannya mengusap bahu Julian.

"Kamu pasti capek. Belum mandi ya?!" Sembur Shiva.

Julian menggeleng, "Aku ga kepikiran buat mandi sayang."

Shiva yang anti akan seseorang yang belum mandi apa lagi ini sudah malam menjauhkan tubuhnya.

Julian menarik Shiva kembali mendekat, "Mandi ataupun belum Ian tetep wangi" ujarnya memeluk Shiva.

"Ian seneng kamu di sini"

"Luna sakit. Gimana aku ga khawatir"

Julian mengangguk mencium kepala Shiva, "Pulang ya. Luna sakit"

Shiva terdiam, "Aku ga bisa jagain Luna sendirian, aku punya pekerjaan. Luna memang penting tapi Ian juga ga bisa ngabaiin kerjaan Ian. Ian mohon sama kamu, pulang ya?"

William menatap bundanya penasaran, dia menebak jika Shiva tidak akan menolak permintaan Julian karena Luna sakit.

Shiva hampir membuka mulutnya namun terdengar suara bising dari ruang ICU.

Semuanya kembali tegang, para dokter dan perawat berlarian. Pasien ICU sungguh membuat mereka harus sigap dan cepat.

Julian mengintip di sela-sela pintu yang akan tertutup. Tubuh Luna terlihat mengejang. Julian membalikkan tubuhnya menutup wajahnya tak kuasa.

Shiva mengusap punggung Julian, lelaki ini yang tidak bisa menerima jika istri dan putrinya sakit.

"Dia pasti baik-baik aja"

Julian mengangguk kepalanya, berfikirlah positif.

Dua perawat keluar dengan tergesah-gesah dan kembali lagi dengan alat yang mereka tidak tahu.

Shiva memohon dalam hati, Luna pasti baik-baik saja. Putrinya sangat kuat, ya.

Beberapa menit kemudian dokter keluar, "Detak jantungnya melemah namun stabil untuk sekarang."

"Apa maksudmu untuk sekarang?" Tanya William aneh mendengarnya.

"Demamnya belum turun, tadi dia mengejang karena itu. Saya khawatir dia tidak bisa bertahan."

"Apa maksudmu?!" Seru Tirta merenggut kerah dokter yang sudah berkata seperti itu.

William menjauhkan Tirta, "Sabar bang. Luna pasti baik-baik aja"

"Kami masih memantaunya, semoga demamnya turun untuk beberapa jam ke depan"

Dokter dan perawat pergi setelah berpamitan. Tirta menendang kursi tunggu dengan kesal.

Memperhatikan tubuh Luna yang tenang dengan alat pernafasan yang dipasangkan di hidungnya.

"Kenapa dia sangat bandel?!" Seru Tirta.

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang