Merah ³

3.5K 228 0
                                    

Luna mengacak rambutnya setelah bangun tidur, melirik ke arah ujung rambutnya dan tanpa banyak bicara dia beranjak untuk mandi.

Luna memandang penampilannya di cermin, " ya ampun anaknya Julian cantik banget," gumamnya dengan senang sembari menyisir rambutnya.

"Luna!" panggil Julian dari dapur.

Mendengar teriakan ayahnya yang kencang Luna segera menuruni tangga dengan gayanya sebagai bad girl.

"Luna cepat! Ayah udah telat." Seru Julian lagi, tidak melihat Luna yang sudah ada di depannya.

"Nasi goreng?" Tanya Luna.

"Mata itu gunanya untuk melihat Luna" jawab Julian sarkastik.

Luna berdecih mendengar jawaban dari ayahnya yang tajam, dia hanya basa-basi apa salahnya. Ah ayahnya ini memang tidak peka.

Julian memberikan piring ke arah Luna namun pergerakan tangannya terhenti ketika matanya menangkap penampilan Luna yang luar biasa.

Julian menghela nafasnya lelah dan juga depresi, lelah karena pekerjaannya dan depresi karena ulah putrinya yang setiap hari membuat perkara.

"Kenapa?" Tanya Luna mengambil piring dari tangan ayahnya yang terdiam.

Julian tersadar lalu menghela nafas, "Rambut kamu--"

"Kenapa? Bagus kan? Jarang-jarang loh aku ganti warna begini" sombong Luna memainkan alisnya.

Luna melahap makanannya tidak melihat wajah ayahnya yang kini menatapnya khawatir.

Julian terus memperhatikan putrinya yang kini semakin tidak bisa dia kontrol, meskipun memang sejak awal anak ini tidak mungkin menuruti ucapannya tapi setelah kepergian istrinya membuat sikap Luna semakin tidak bisa Julian tahan.

Dirasakan ayahnya tidak makan Luna menengok, "Ayah ga makan? Ini enak loh, sayang banget ga dimakan"

Julian mengusap wajahnya lalu melirik Luna dan kembali menutup wajahnya. Ini anak siapa ya allah! Santai banget.

"Kamu..."

Luna menatap Julian sambil mengunyah, "Kenapa akunya?"

"Kenapa rambut kamu gitu Luna, masyaallah!"

Luna mengusap rambutnya, "Kenapa rambutnya? Bagus kok"

"Luna--"

"Apa?"

"Nanti kamu dihukum,"

"Biarin lah, udah kenyang"

"Ya allah"

"Apa sih Yah? Nyebut mulu dari tadi. Seharusnya ayah bersyukur punya anak secantik aku"

"Ya allah. Kamu ga takut dihukum hmm? Berani banget kamu ya allah!"

"Ya allah Luna"

Luna mengabaikannya, kenyang menerima sebutan ayahnya.

"Kalo bunda pulang kamu mau tetap kayak gini Luna?"

Seketika Luna langsung menghentikan sarapannya dan menaruh sendok cukup kasar hingga terdengar dentingan nyaring.

Luna terdiam dengan tatapan tajamnya, "Luna, ayah mohon kamu jangan kayak gini. Ayah khawatir sama kamu, bunda juga."

"Bunda udah ga perduli lagi sama Luna, ngapain aku berubah baik kalo bunda pulang? Ga guna" jawab Luna.

"Luna!" Bentak Julian.

Luna menyilangkan tangan di depan dada, alisnya meruncing membentuk alis angrybird.

"Bunda selalu menyayangimu!"

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang