Extra Chapter

226 13 0
                                    

Suasana rumah Luna kali ini sangat berbeda, hiasan dimana-mana serta banyak kursi yang sudah disusun rapi di halaman rumahnya yang selebar lapangan itu.

Ini adalah hari bahagia abangnya, setelah beberapa tahun menjomblo akhirnya abangnya itu akan menikah itupun karena Luna yang selalu memaksanya bahkan Luna memaksa sang gadis agar menggoda William.

Seperti yang sudah diprediksi semua orang jika Luna pasti sangat bersemangat dan tentunya sangat antusias, lihat lah sekarang. Luna dengan pakaian bridesmaid nya seperti seorang putri berkeliaran dengan di tangannya yang penuh kue.

"Luna! Nanti baju lo kotor!" Seru Yora memperingati Luna saat Luna tidak berhati-hati.

Luna cemberut mendengar tegurannya, "biarin, nanti lo kena sembur lagi" ujar Tirta sembari menggendong anaknya.

Tirta sudah menikah karena sudah berjanji dengan Luna saat itu, dia tidak menyesal tentu saja.

Rona bersama dengan Angga, perempuan yang satu itu sudah melaksanakan pertunangan dengan Angga beberapa minggu yang lalu.

Yora yang gemas karena Luna tidak mendengarnya juga akhirnya dia merebut kue yang ada di tangannya.

"Lo masih lima tahun ha?! Acaranya mau mulai kalo baju lo kotor gimana?!"

"Kan bisa ganti yang lain" balas Luna tetap cemberut.

"Ga ada! Ga ada baju yang lain. Baju ini cuma satu dan kalo lo ganti baju lo bukan lagi bagian dari keluarga ini." Ujar Yora tajam.

Mata Luna berubah drastis, yang tadinya ada kilatan bahagia kini tersimpan amarah.

Luna merebut kue yang ada di tangan Yora, "ini acara abang gue dan lo ga berhak ngomong kayak gitu!" Luna berjalan melewatinya dengan menginjak kaki Yora dengan high heels nya.

"Lunaaa!!" Teriak Yora kesakitan.

Luna membalikan badannya dan memeletkan lidahnya mengejek, "gue sumpahin lo putus sama Liora, Yora!" Seru Luna menggebu, pasalnya Luna sangat tidak menyukai sikap Liora yang menurutnya sangat belagu itu.

"Yaaak! Awas aja lo!"

"Udah sih kamu nya juga," tegur Yura menahan tangan kakaknya ini.

Yora menghela nafasnya melihat ke arah Luna yang masih mengejeknya, dia mengerti kenapa Luna tidak menyukai kekasihnya itu dan tentunya akan sangat sulit untuk Liora agar diterima sepupunya yang satu ini.

Bahkan Luna tidak memperbolehkan Liora menghadiri acara abangnya ini, Luna memang seperti itu kalau tidak menyukai orang.

"Luna" panggil bunda nya.

Luna mendekatinya masih dengan kue di tangannya, "sayang nanti dress kamu kotor, makannya nanti ya habis acara selesai.."

Luna cemberut, "tapi kan--"

Julian mengusap kepala Luna, putrinya ini tidak berubah.

"Turuti ucapan bunda mu sayang,"

Dengan lesu Luna meletakan kue itu di tempatnya, "padahal enak," gumamnya.

"Baby"

Senyumannya kembali terbit mendengar panggilan itu, "Aiyo!" Serunya semangat.

"Aku cariin kemana-mana lho, kenapa ada di sini? Baru juga ditinggal bentar,"

Luna bergelayut di lengan Riko yang masih khawatir dan panik. Riko meninggalkan Luna sebentar untuk mengambil parsel yang tertinggal di mobil dan saat kembali gadis itu sudah menghilang dari tempatnya semula.

"Aku ga di bolehin makan kue," adu nya kembali cemberut.

Riko menghela nafasnya mengusap ujung bibir Luna yang masih tersisa krim kue dan memakannya, "nanti riasan kamu berantakan sayang, udah ayo kamu bisa makan kue abang mu sepuasnya"

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang