Luna mengabaikan tatapan semua orang yang mengarah kepadanya. Sudah biasa jika menjadi pusat perhatian, bukan karena kebaikannya namun karena kenakalannya yang semakin menjadi.
Setelah menyerang pak Nono habis-habisan kini dia menjadi tidak lebih baik lagi. Dipandang jelek oleh mereka yang tidak tau permasalahannya dan hanya bisa menilai asal.
"Emang ya anak yang kurang kasih sayang orang tua tuh gitu."
Luna menghentikan langkahnya mendengar celetukan itu.
"Orang tuanya ga ngertiin banget sih! Ga liat apa anaknya hampir jadi pembunuh"
Luna membalikkan badannya melihat orang yang sudah menyebar bibit kebencian.
Kedua orang yang menyadari tatapan Luna segera menyingkir, "Lo tau apa tentang gue?" Tanya Luna menghentikan langkah mereka.
"Jangan sok kenal karena lo bukan siapapun di hidup gue. Mau benci gue silahkan, gue ga larang. Gue nakal tapi ga munafik kayak lo. Cih"
"Ah ya! Gue ga kurang kasih sayang. Gue dapet kasih sayang lebih dari cukup. Lo iri? Iya sih tau, lo kan pengen dapet banyak perhatian dari orang-orang makanya lo cari masalah sama gue biar lo keliatan kasihan dimata mereka."
Luna tersenyum sinis, "Murah banget cara lo."
"Luna!" Seru salah satu dari mereka tidak terima dengan ucapan Luna yang terakhir.
"Apa!" Sentak Luna lebih kencang dari Nia yang berseru.
"Sekali lagi. Lo ga tau apapun tentang gue, jadi diem aja jangan banyak bacot jadi orang."
Luna berbalik dan melanjutkan jalannya. Justin dan Angga yang sedari tadi menonton kini mengikuti langkah Luna.
Angga melototkan matanya saat melewati Nia yang terlihat kesal.
"Awas lo!"
***
Luna melirik seberang bangkunya yang sedang membicarakan dirinya.
"Gue berasa artis yang naik daun. Diomongin terus"
Justin dan Angga yang sedang bermain game online hanya bisa tertawa pelan.
"Lagian lo jadi orang galak bener" celetuk Angga tanpa mengalihkan pandangannya.
"Udah bawaan Ngga."
Angga mengangguk saja menanggapi, bagaimanapun Luna memang seperti itu. Selalu membawa keributan dimanapun dia berada, di toilet pun Luna bisa mancing keributan.
Luna mendongak ketika ada seseorang yang memberinya air minum kepadanya, sepupunya, Rona datang tanpa kabar.
"Ngapain lo?" Tanya Luna.
"Main" sahut Angga.
"Gue bukan nanya lo kampret!"
"Oh"
Justin milirik sekilas lalu membisikan sesuatu kearah Angga.
"Lo buat masalah lagi?" Tanya Rona.
Angga terbatuk mendengar suara itu. Permainannya menjadi berantakan tidak fokus.
Justin hanya tersenyum geli melihat Angga salah tingkah.
"Lo tau Ron?"
"Tau lah! Mereka ngomongin yang ga ga tentang lo"
"Biarin, fans gue itu tuh. Semakin banyak fans semakin banyak pahala gue. Biarin lah"
"Fans pala lo! Bisa ga sih lo jangan buat rusuh sehari?! Heran gue"

KAMU SEDANG MEMBACA
BABY MONSTER
Ficção Adolescente(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Laluna Andrea Shakira. Mungil namun tengil, manis namun bengis. Itulah yang bisa digambarkan dari gadis ini. William Andes, biasa dipanggil Lam oleh adiknya Luna. Dingin dan tegas secara bersamaan tidak membuat Luna takut pa...