Kebenaran ³⁴

1.4K 111 5
                                    

"IBU GUE SUDAH MENINGGAL!" Teriak Riko dengan nafas yang memburu.

Hening.

Luna memperhatikan wajah Riko yang terlihat sangat sedih.

Aiyo sedih?

Luna terdiam memorinya tiba-tiba berputar.

Luna menatap wajah Riko yang terlihat sangat sedih, "Aiyo jangan sedih"

Riko menatap matanya dalam, "Ira ga suka Aiyo sedih"

Riko menyentuh wajahnya, senyuman tipis terlihat.

"Aiyo sedih Shakira" gumamnya.

"Kenapa? Apa Shakira ga bisa buat Aiyo bahagia?"

Riko menggeleng kepalanya, "kamu selalu buat aku bahagia Shakira. Kehadiranmu cukup membuatku bahagia"

Luna mengusap air matanya yang menetes, "Aiyo ga boleh nangis, aku sedih lihatnya"

Riko mengusap kepala Luna pelan, "kamu tau kenapa aku sedih?"

Luna menggeleng pelan, rambut panjangnya bergerak karena angin.

"Seseorang yang sangat Aiyo sayangi sudah pergi"

Air matanya sudah turun deras, menunduk tak kuasa menatap wajah Luna yang terus menatapnya.

Luna memeluk leher Riko, "Shakira akan tetap di samping Aiyo. Shakira tidak akan meninggalkan Aiyo sendiri"

Riko tertawa pelan mendengarnya, "tentu, Shakira tidak boleh meninggalkan Aiyo sendiri dan Shakira hanya milik Aiyo"

"Milik Aiyo?"

Riko mengangguk membalas pelukan Luna, "ya, Laluna hanya milik Aiyo"

Luna mendongak ketika sekelebat memori melintasinya, dia mengenal Riko.

Luna menatap mata Riko yang memang sedang memperhatikannya saat gadis ini menundukan kepalanya.

Riko melirik William yang kini diam seribu bahasa, "bukan ibu gue yang ngirim teror kepada kalian"

Riko melirik Clarisa yang berdiri di belakangnya, "ibu gue sudah meninggal saat gue menghilang An. Gue pergi tanpa pamit karena gue ga mau kalian tau. Maaf, maaf karena gue ga kasih kabar ini ke kalian"

Shiva membekap mulutnya terkejut, "apa maksudmu Riko?"

"Ibu sudah meninggal bunda, dia terbunuh"

"Apa?"

Riko mengepalkan tangannya menunduk tak kuasa menjelaskan bagaimana kondisi ibunya saat meninggal.

Angga dan Justin terdiam mendengar hal itu, mereka tidak tau apapun mengenai Riko.

"Kita pergi" bisik Justin.

Luna menggeleng tidak mau, dia ingin tau apa masalahnya. Luna tidak bisa mengingat semuanya, entah karena apa.

William melirik Luna yang terus memperhatikan wajah Riko, tangannya mengusap kepala Luna hingga gadis ini mendongak.

"Pergilah"

Luna menggeleng lagi, "aku mau tau bang"

William menggeleng, "ga. Kamu jangan denger, ini berita buruk"

Luna menggeleng, "kadang aku yang buat berita baik jadi berita buruk" gumamnya.

Luna sadar dengan dirinya yang bersikap kasar pada seseorang yang membencinya. Luna seringkali membawa berita buruk untuk mereka yang bermasalah dengannya. Bahkan mereka memberikan julukan 'monster' untuk dirinya.

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang