Rambut Biru ¹⁹

1.8K 161 2
                                    

Shiva menghentikan langkahnya melihat kepala seseorang yang berwarna biru.

Dengan ragu Shiva mengintipnya, gadis itu sedang bernyanyi di ruang tamu.

"Luna?"

Luna menengok dan tersenyum lebar menyapa bundanya dan kembali asik dengan nyanyiannya mengabaikan reaksi bundanya yang terlihat syok melihat ulahnya.

Shiva menarik Luna agar berdiri menghadapnya, "Kenapa?"

Luna menunduk melihat pergerakan tangan Shiva yang mengusap rambut panjangnya.

"Kenapa?" Ulang Luna bingung.

"Rambut kamu?"

"Ah ya Luna mengganti warnanya. Kenapa? Bagus kan bun?"

Shiva mengusap keningnya melihat penampilan Luna yang semakin berbeda dari sebelumnya.

William meminum sodanya santai, ketiga temannya ikut dengannya pulang.

"Wil" panggil Rangga.

William menengok dan melihat arah telunjuk Rangga.

Uhuk uhuk

William mengusap bibirnya lalu berjalan cepat kearah adiknya.

"Rambut kamu?!" Seru William membalik tubuh Luna.

Luna mengerjap, "Abang udah pulang"

William menggeleng, "Kenapa rambut kamu?! Kenapa berubah warna?!"

"Luna bosen jadi ganti warna"

Rangga menggeleng mendengar alasan Luna, "Astaga Luna! Lo emang bener-bener ya" ujar Rangga mendekat.

"Apa sih kak? Bagus tau!"

"Iya bagus tapi lo masih sekolah, oon"

"Ya terus? Masalah?"

"Iya lah! Nanti lo kena hukuman mampus kan"

"Ga akan. Luna udah bebas sekarang. Luna kan murid VIP."

William tidak mendengar masih syok sama dengan bundanya yang terlihat pusing melihat tingkah putrinya.

Luna nyengir menatap William, "Bagus tau bang."

"Ganti warna! Coklat lebih natural Luna"

"Ga mau! Kalo coklat aku potong rambut dulu"

"Ga!" Seru mereka.

Luna mengerjap mendengar seruan teman-teman abangnya, "Kenapa? Kan lucu kalo pendek. Aku mau sebahu aja"

William menggeleng kuat, "Gapapa kamu warna ini aja asal jangan kamu potong rambutnya!"

"Kenapa sih?! Luna bingung kalo abang ga ngebolehin Luna potong rambut? Alasannya apa? Luna belum tau"

Luna menatap Rangga saat tidak mendapat jawaban dari abangnya. Rangga pun menggeleng.

"Jangan potong Luna, percaya sama gue. Temen-temen lo pun bakalan nolak lo potong pendek"

"Masa?"

"Tanya sendiri aja sana"

"Males lah udah malem"

"Masih jam tujuh malem Luna"

"Ogah! Nanti kalo udah ada buktinya baru aku ngomong"

"Ga! Ga usah bukti! Jangan aneh-aneh Luna! Abang ga suka kamu potong pendek!"

"Oke oke" pasrah Luna kembali menghadap Shiva yang sedari tadi diam.

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang