Gwen ³⁹

1.1K 101 7
                                    

Luna memakan es krimnya dengan santai, diiringi musik yang terdengar hanya di telinganya saja.

Tangan seseorang tiba-tiba bertengger di bahunya, Luna menengok dan dia melepaskan tangannya cepat.

"Apaan sih lo"

Luna meruncingkan alisnya tidak suka, "lo ngikutin gue?"

Dia menggeleng, "terus?"

"Gue khawatir lo diculik nanti"

Luna berdecak, "ga lucu."

"Siapa yang ngelawak"

Luna mendelik, "ngapain di sini?"

"Jagain lo"

"Cih! Nia aja sana dijagain."

Justin menengok dan menatap Luna tidak suka, "gue hanya peduli sama dia, bukan suka sama dia Luna."

"Menurut lo kayak gitu, beda ceritanya kalau Nia berpikiran lo suka sama dia"

Luna menunjuk Nia dengan dagunya, "dia ngeliatin lo terus tuh, ga nyadar?"

Justin melirik Nia sesaat lalu menatap Luna lagi, "gue hanya punya lo Luna"

Luna menatapnya, "sekarang lo punya Nia"

Justin menggeleng cepat, "hanya lo."

"Gue ga akan lepasin lo dengan mudah Luna. Ga akan pernah!"

Luna terdiam masih menatap Justin dalam, "gue hanya punya lo Luna."

Justin menggenggam tangan Luna, "gue ga bermaksud jauhin lo saat lo ga ada, gue ga bermaksud buat lo sakit hati"

"Semua orang yang bersalah memang menganggapnya ga bermaksud. Ngerti?"

Justin menghela nafasnya mendengar balasan Luna, "Luna dengerin gue. Kalau gue ga sayang sama lo, gue udah pergi dari jauh-jauh hari. Kalau gue ga sayang sama lo, gue ga akan mau dateng saat lo minta. Kalau gue ga sayang sama lo, gue ga akan mau nemenin lo saat kecelakaan itu terjadi."

Luna terdiam mengingat kecelakaan yang terjadi pada dirinya dan juga Justin, "gue ga akan mau mempertaruhkan nyawa demi seseorang yang ga gue sayang."

"Gue ga akan mau Luna" ulang Justin.

"Semenjak mereka meninggalkan gue, lo adalah orang yang pertama buat gue tersenyum dan kesal secara bersamaan"

Justin menunduk memilin tangannya sendiri, "gue ga tau kalau kepedulian gue bakalan dinilai salah dimata mereka."

"Gue hanya iba dengan Nia, gue ga mungkin nolak permintaan dia saat ayahnya sekarat. Gue manusia Luna yang punya rasa iba"

"Angga selalu nolak permintaan Nia buat bisa deket sama lo, dan saat gue denger alasannya rasa iba gue muncul."

"Gue ga mau dia ngerasain apa yang gue rasain Luna, ditinggalkan seorang ayah saat jarak diantara kita hadir. Gue ga mau."

Luna mendengarkan sembari menjilat es krimnya dengan menghayati, "lo buat es krim gue mencair Jas"

Justin mendongak, "lo nyeritain hal sedih jadi es krim gue mencair"

Justin tersenyum geli mengacak pelan rambut Luna, "jangan jauhin gue hanya karena kepedulian gue"

"Sikap lo sendiri yang buat gue jauh Jas"

Luna menengok ke arahnya, "sikap lo yang nunjukin lo merasa benar"

"Lo merasa kepedulian lo itu hanya sesaat tapi nyatanya itu berkelanjutan"

"Gue ga tau perasaan lo berubah atau ga, tapi lo kasih harapan untuk dua orang yang berhasil lo taklukin."

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang