Kalung ²⁵

1.5K 120 1
                                    

Luna mendengus kasar melihat pak Nono berulah kembali. Pak tua itu selalu mencari gara-gara dengannya.

"Pak istighfar!" Celetuk Luna menghentikan ocehan pak Nono yang sedari dia masuk hingga sekarang hanya merendahkannya saja.

"Bapak tidak punya topik lain? Mereka udah tau keburukan saya, jadi tidak usah diperjelas! Bapak kalo ngefans sama saya bilang ga usah gini juga"

"Luna!" Bentaknya.

"Bapak jangan teriak-teriak nanti ngundang yang lain ke sini."

"Diam kamu!"

"Oke"

Pak Nono kembali mengoceh dan Luna hanya bisa mengangguk-angguk saja. Sungguh dia jadi ngantuk mendengarnya.

"Kepsek!" Seru Luna menyapa melambaikan tangannya membuat pak Nono terdiam.

Pak Herman memasuki kelas Luna saat mendengar ocehan pak Nono yang terdengar keras.

Pak Herman melirik Luna yang tersenyum lebar melihat kearahnya.

"Saya sudah peringati anda pak Nono. Tidak baik jelekin siswa di depan teman-temannya"

"Tapi itu kenyataan pak"

"Memang kenyataan dan anda tidak berhak ikut campur tentang apa yang sudah dia lakukan."

Pak Herman melirik Luna yang masih tersenyum lebar ke arahnya, anak itu benar-benar.

"Anda mau kena pukul lagi?"

Tawa Luna terdengar, "Diam kamu!" Bentak pak Nono membuat Luna mencibir.

"Itu juga kenyataan kan pak? Bapak mau kena pukul saya lagi?"

Pak Nono terdiam tidak mengambil pusing ucapan Luna. Pak Herman berbisik membuat pak Nono membelakakan matanya.

"Dia putri ketua gangster."

Luna mengernyit melihat wajah pias pak Nono saat melirik ke arahnya.

"Kayaknya dia tau lo anak siapa" bisik Angga.

"Emang dia belum tau?"

Angga menggeleng, "Ga. Dia ga pernah mau tau orang tua siswa yang selalu buat masalah. Lo misalnya"

Luna berdecih, "Luna"

"Hadir!" Ucapnya semangat dipanggil pak kepsek yang lumayan ganteng dan masih muda.

Justin melirik sinis Luna yang tersenyum lebar kearah pak Herman, "Jangan buat ulah!"

"Ga janji pak"

"Harus janji!"

"Hadiahnya apa?"

"Hadiah?"

Luna mengangguk antusias, "Saya udah jadi murid VIP, tapi kurang"

"Apa?"

"Saya ngantuk pak, boleh saya tidur kalo pelajaran pak Nono?"

"Kurang ajar kamu ya!" Bentak pak Nono. Jelas sekali anak ini merendahinya.

"Gimana rasanya direndahi pak?"

Pak Nono terdiam mendengar pertanyaan itu, "Jangan berkoar-koar kayak mulut anjing. Bahkan anjingpun punya etika, ga kayak bapak. Bapak anak siapa sih? Pasti orang tua bapak nyesel udah ngelahirin bapak"

Angga melongo mendengar ucapan kurang ajar Luna, Luna mengikuti ucapan pak Nono yang selalu mengomelinya.

"Luna" tegur pak Herman.

"Iya pak?" Sahut Luna mengerjapkan matanya dan masih mempertahankan senyumannya.

"Dia guru kamu. Kamu harus menghormatinya"

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang