Clarisa! ⁴¹

1K 113 27
                                    

50 vote doble up!

Matanya menajam melihat keributan yang terjadi.

Tangannya terlipat menyaksikan melihat ketiga orang itu yang maju ke arah jendela.

Prang

Clarisa keluar dari tempat persembunyiannya ketika mendengar suara gaduh dan itu pertanda jika ibunya sudah memasuki rumah.

Menyaksikan bagaimana Riko mencengkeram leher ibunya, tangannya mengepal erat tidak terima ibunya diperlakukan seperti itu.

Clarisa melirik Luna yang sudah ada di balik bibi dan tante yang sudah berbaik hati kepadanya, sayangnya Clarisa hanya melakukan tugasnya.

Clarisa menatap sinis ibunya ketika Klara melirik kearahnya. Itu adalah sinyal.

Dia berjalan mendekat saat semua orang terpaku mendengar ucapan Klarisa dan juga Riko.

Mendengar pertengkaran diantara William dan Luna membuatnya muak. Ini karena ibunya yang memaksa berpura-pura baik dihadapan mereka.

Clarisa tidak mau menjadi orang lain, jika dia jahat seharusnya begitu. Dia tidak ingin menjadi baik untuk menyiasati mereka.

Pemikiran Klara memang sangat matang, dia sudah membayangkan ini akan terjadi dan kejadian selanjutnya adalah saat Clarisa berhasil melukai seseorang dikeluarga ini.

Bruk

Clarisa menatap ibunya tajam, kenapa dia mau seperti itu?! Clarisa takut dengan Riko dan hanya ibunya yang tidak takut menghadapi amarah Riko.

Clarisa melirik punggung Riko yang masih menghadap ibunya.

Tubuh Klara merosot dan dia menghirup nafasnya dengan rakus, Riko menunduk dengan tangan terkepal.

"Pergi sekarang juga dan jangan pernah kembali."

Klara mendongak kembali memberikan senyuman menjengkelkannya.

Tubuhnya perlahan bangkit mengusap dadanya yang terasa sesak, matanya melirik Gwen yang berdiri bersama Shiva.

"Kalian berdua sama saja."

Gwen mengernyitkan keningnya, "kalian mengabaikanku"

Klara menatap kedua wanita itu dengan mata yang berkobar amarah, "aku yang terlebih dulu mengenal Shiva kak, aku yang membawanya ke rumah"

"Aku orang pertama yang mengenalkan dia ke kamu kak."

"Aku fikir Shiva tidak seperti orang lain yang akan menghindariku ketika tau apa yang aku rasakan, nyatanya kau sama saja Shiva"

"Kau sama saja dengan dia. Dari dulu aku memang menjadi yang kedua, dari dulu memang selalu aku yang mengalah, dari dulu memang aku tidak memiliki teman."

"Dari dulu selalu Gwen, Gwen, dan Gwen! Kau sadar itu kak? Sadar?!"

Klara mengepalkan tangannya, "dari dulu aku memang sebagai cadangan."

Shiva menggeleng membantah ucapan Klara, "kamu salah paham Klara"

"Salah paham?! Kamu berpura-pura tidak mengenaliku Shiva! Kau berpura-pura seolah kita hanyalah satu orang!" Teriak Klara.

Shiva kembali menggelengkan kepalanya mencoba menjelaskan, "kamu yang selalu menghindar ketika aku mengajakmu keluar. Kamu yang selalu menghindar ketika aku mendekatimu. Kamu selalu menghindar ketika aku mengajakmu berbicara. Apa itu salahku?"

"Ya! Karena kau selalu di samping Gwen daripada di sampingku!"

"Aku sulit membedakan kalian" gumam Shiva pelan.

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang