Dia! ³³

1.7K 126 10
                                        

Riko meremas kertas yang ada digenggamannya. Wanita itu, wanita itu mengancamnya!

Klara memberinya foto kalung yang sama dengan milik Luna. Riko tau maksudnya, tentu saja karena itu milik ibunya.

Makna yang terpendam di kalung itu sungguh sesat. Tidak! Riko menggeleng kepalanya kuat.

Clarisa memasuki ruangannya setelah mengetuk pintu. Gadis ini memohon untuk tinggal dengannya, bagaimanapun Clarisa adalah adik sepupunya dan dia sudah berjanji untuk menjaganya.

"Apa?" Tanya Riko dingin.

Clarisa memilin jemarinya, "maaf bang"

Riko membuang nafasnya kasar, "mau lihat nenek?"

Clarisa mendongak dan mengangguk, "bersiaplah, abang antar kamu"

Dia tersenyum lebar dan mengangguk antusias lalu kembali keluar.

Riko menarik nafasnya pelan, matanya menatap figura kecil di meja kerjanya. Fotonya bersama si kecil Luna.

Riko tersenyum tipis, sudah lama dia tidak melihat senyuman Luna lagi.

"Aku akan melindungimu Shakira" gumamnya tangannya kembali mengerat mengingat benda yang ada ditangan Luna. Kalung itu bersamanya.

Berusaha melupakan hal itu Riko beranjak bersiap mengantar Clarisa ke tempat nenek.

***

Shiva duduk masih menatap Luna yang terlelap, gadis ini belum juga bangun dan dia tertidur sembari memeluk lengan William.

"Lepasin kalau kamu cape" ujar Shiva.

Sedari tadi William duduk dengan tidak benar, William menggeleng.

"Bunda" gumam Luna, wajahnya meringis nangis dan memang Luna menangis.

Kedua orang itu segera membangunkan Luna, jika tidak bisa berbahaya untuk mereka.

"Hei bangun Luna"

"Luna bangun"

Luna membuka matanya perlahan menatap mata William dan juga Shiva bergantian.

Menguap sebagai permulaan dia bangun tidur, "kamu mimpi apa sayang?" Tanya Shiva mengusap air mata Luna yang masih menetes.

Luna mengernyit dan dia mengusap pipinya yang terasa basah, "aku nangis?"

William dan Shiva mengangguk membuat Luna berfikir keras mengingat apa yang ada di mimpinya.

"Lupakan kalau kamu tidak ingat"

Luna mengangguk, "jam berapa?"

"Sembilan, kamu kebo ya" ejek William.

"Aku ga bisa tidur bang"

"Kenapa?"

"Rona ngajak ghibah jadi kebablasan hehe"

William menatapnya datar, "mereka pulang?"

William mengangguk, "kamu mau sarapan? bunda bawa bubur"

Luna menggeleng, "nanti bun"

"Abang"

"Hm?"

"Mau pipis" ucapnya malu.

William mengacak pelan rambut Luna dan dia membantunya, "biar bunda aja"

William menggeleng menolak bantuan Shiva, "bunda sarapan, Liam tau bunda belum sarapan"

Akhirnya Shiva mengangguk mengiyakan.

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang