Yura ²²

1.6K 136 7
                                    

Luna menatap William tidak mengerti, pagi sekali dia membangunkannya dan menyuruhnya belanja.

"Abang ga ada kerjaan ya nyuruh Luna belanja?!" Kesal Luna.

Dia sudah rapih karena abangnya mengejutkannya jika William akan pergi.

"Abang bisa belanja sendiri kan?! Ah! Luna lagi mimpi indah tau!"

William menyuruh Luna diam, matanya melirik semua orang yang ada di ruang tamu.

Luna mengomel ketika menuruni tangga dan menghadap ke arah William dengan alis meruncing.

"Ga mau tau aku mau tidur lagi!" Ujar Luna kembali menaiki tangga.

"Eh! Kamu udah mandi kenapa tidur lagi? Ga baik tau. Udah cepet turun"

"Abang" rengek Luna.

Luna menunjuk bawah matanya, "Abang liat? Kayak mata panda kan? Aku kurang tidur"

"Suruh siapa kamu begadang. Udah ah jangan banyak alesan"

William menarik Luna yang tidak niat mengikutinya.

"Abang"

"Abang aku ngantuk tau!"

"Luna" panggil Shiva membuat putrinya itu menyadari keberadaan mereka.

Luna mengerjapkan matanya kaget, keluarga besar ada di sini semua.

Mereka memberikan senyumannya, "Hei anak badung" sapa Opah ayah Shiva.

Luna cemberut mendengarnya, "Opah pulang gih, aku usir!"

Opah hanya tertawa pelan, "Opah bawa oleh-oleh"

Dengan antusias Luna mendekati opah,  "Apa ini?" Tanya nya bingung, benda ini terlihat aneh.

"Itu kalung Luna, kamu ga tau?" Sahut Riyad melihat kebodohan adik sepupunya ini.

"Aku ga ngomong sama kamu"

Luna melihatnya dengan teliti, ini memang aneh.

"Kok bentuknya jelek?"

"Hei! Sembarangan! Kalo kamu ga mau opah akan beri untuk Yura."

Luna menatap opahnya tajam mendengar nama itu, "Enak aja! Ini buat Luna!"

"Kamu ga suka, sini. Itu buat Yura."

Luna menggeleng kuat menyembunyikan kalungnya, "Ini punya Luna."

"Bukan. Itu punya opah. Kamu ga mau kan? Ya udah buat Yura aja"

"Luna mau opah. Kata siapa ga mau!"

"Kamu bilang itu jelek"

"Itu kenyataan, bukan berarti aku nolak ya! Enak aja ngambil milik orang lain" cibir Luna berjalan menjauhi opah dan duduk diantara Tirta dan Ado.

"Mba" panggil Ado.

Luna mengernyitkan keningnya aneh, "Jangan panggil mba, berasa tua"

"Mba kan udah tua"

"Heh! Sembarangan! Abang tuh yang udah tua!"

Tirta yang tidak tau apa-apa langsung menatapnya, "Kenapa?"

Luna menggeleng begitu juga Ado, Tirta mengacak rambut Luna.

Luna menengok ke arah Ado yang menyenderkan kepalanya di bahu Luna.

"Kamu sakit?"

Ado mengangguk, Luna mengusap kepalanya.

"Ada acara apa sih? Kok pada kumpul" tanya Luna penasaran, tidak biasanya mereka kumpul di rumah Bunda lagi.

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang