Sadar ³²

1.6K 124 9
                                    

Matanya meneteskan air mata, gadisnya tidak pergi. Senyuman tipisnya terlihat.

"Terimakasih Shakira, terimakasih"

"Riko?"

Riko berbalik dan menghapus air matanya, wajahnya kembali datar melihat Justin dengan kursi rodanya.

Justin melirik ruangan yang Luna tempati, "mau apa?"

Riko menggeleng pelan, tangannya menepuk bahunya pelan dan pergi begitu saja.

Justin memperhatikan punggung Riko yang menjauh, mengangkat bahu tidak tau lalu melanjutkan ke kamar Luna. Gadis yang terluka bersamanya.

***

William menatap wajah tirus Luna, gadis ini masih mengumpulkan kekuatannya untuk membuka mata.

Ceklek

William menengok melihat Justin yang memasuki ruangan, "bang"

William mengangguk dan kembali menatap wajah Luna diikuti Justin.

Tangannya menggenggam tangan Luna yang bebas, terasa hangat.

"Dia pasti kesakitan bang" ucap Justin.

"Saat sadar aku merasakan sakit luar biasa, tubuhku terasa remuk"

William tersenyum geli, "mental kamu tidak sama dengan Luna. Gadis ini bisa menahannya Jas, kau tau itu"

Justin mengangguk lalu kembali hening.

"Aku berterimakasih karena kamu bersamanya"

"Kalau dia seorang diri," William tidak bisa melanjutkan ucapannya, tercekat sesak.

Justin mengeratkan genggamannya mengingat saat dia mau terjatuh.

"Luna sangat takut bang"

"Orang seberani Luna takut mati, katanya" Justin terkekeh pelan.

"Gadis ini memelukku erat, dia tidak mau mati."

Justin mendongak menatap William, "aku lihat Riko"

"Apa?"

"Riko. Pria itu memperhatikan ruangan Luna dan dia menangis"

William terdiam mendengarnya, Riko menangis? William tau jika Riko sangat menyayangi adiknya.

William berfikir keras, ini bukan ulah Riko. Riko tidak mungkin melakukan hal sefatal ini. Lelaki itu bahkan tidak berani membuat Luna menangis. William sangat tau Riko.

"Dia sadar" ucap Justin memutus fokus William.

William menengok cepat, jantungnya berdegup kencang melihat bola mata Luna yang bergerak dan keningnya mengernyit.

William tersenyum memencet tombol untuk memanggil dokter, "Luna dengar abang?"

Dokter memasuki ruangan, "dia sadar?"

Justin mengangguk mewakilkan, William tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

"Bunda, bunda" gumam William segera menghubungi bunda.

Dokter tersenyum setelah memeriksanya, "kondisinya semakin meningkat, Luna bisa dengar saya?"

Kepala Luna bergerak perlahan merasa tidak nyaman dengan tubuhnya. Sakit dan kaku.

"Buka matamu perlahan"

Luna mengernyit sakit, matanya terasa sangat lengket.

"Perlahan Luna" ucap William menggenggam tangan Luna setelah menghubungi bunda.

BABY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang