SALAHKU APA ? #33
tiba-tiba Paman bersiul sambil bertepuk tangan, memanggil seorang pria bertubuh gempal keluar dari sebuah kamar yang ada didalam gudang ini.
Hm, sepertinya paman sengaja menyuruh pria itu bersembunyi, untuk berjaga-jaga seandainya ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi padanya. Cuiih! Dasar pengecut.
"Selamat datang, kopanakanku. Paman tidak menyangka, pemikiranmu sedikit pintar. Wah, wah, wah, kebetulan sekali. Kamu lihat siapa ini? Dia, dia itu pesuruh ayahmu. Dan kamu tahu kenapa paman melakukan ini, kan? Yah, apalagi kalau bukan karena pembagian harta warisan yang hanya sepihak, dan tidak mencantumkan nama paman! Padahal dia tahu sendiri, aku ini saudara ayahmu."
"Anda bukan pamanku!"
Kulihat paman tertawa keras, diikuti Pak Ramon dan beberapa pria yang ku duga sengaja dibayar untuk memuluskan rencana mereka.
"Lihatlah, Pak Robert. Keponakan anda ini sangat sombong, angkuh! Dia pikir dia siapa? Kamu itu hanya gadis kemarin sore yang berlagak sok jadi pahlawan. Ahahahaha."
Sial! Pak Ramon benar-benar meremehkanku.
"Aini, mumpung kamu ada disini, lebih baik kamu yang tanda tangani dokumen ini, ya? Supaya lebih mudah." kata paman sambil melemparkan dokumen tersebut padaku, seakan-akan aku ini budaknya.
"Jangan, Non! Jangan tanda tangan." teriak Pak Hermawan memohon agar aku tidak menandatangani dokumen pengalihan itu.
"Diam kamu, Pak tua!!" bentak Pak Ramon sambil memukul kepala Pak Hermawan dengan potongan besi tersebut.
"Aaakkhh!!" rintih Pak Hermawan sembari memegang kepalanya.
Arrg, aku benar-benar tidak tahan dengan semua ini!
Dengan cepat aku berlari kearah Pak Ramon dan langsung merampas potongan besi itu dari tangannya. kuhantam wajah Pak Ramon dengan potongan besi tersebut, dan kulakukan berulang-ulang. Membuat Pak Ramon jatuh tersungkur diatas tanah sambil meraung-raung kesakitan. Terakhir, kulempar potongan besi tersebut dikakinya.
"Aku tidak akan membiarkan seorang pun melukai Pak Hermawan! Termasuk kamu! Aku akan membunuhmu!!" teriakku dengan keras, kemudian menendang dan langsung menginjak kaki kanan Pak Ramon.
Krrekk!!
Bunyi gemeletuk tulang terdengar jelas ditelingaku, sepertinya tulang kakinya patah. Ck, aku tidak peduli!
"Bos! Berhenti, bos!! Jangan lakukan lagi, gue mohon!" teriak Nurlan langsung berlari kearahku dan menahan lenganku dengan erat.
"Lan, lepasin gue!"
Baru saja aku hendak berontak, Tiba-tiba paman berlari kearah Nurlan, dan...
"Aakhhh!!" Jerit Nurlan dengan nyalang, kemudian tubuhnya ambruk ke tanah.
"Nurlaaaaaaaann!!" teriakku histeris saat melihat sebilah pisau menancap tepat diatas perut Nurlan.
Nurlan mulai kejang-kejang, wajahnya Pucat dan tubuhnya sedingin es. Sungguh, aku tidak sanggup, dan akhirnya aku menangis.
Kutatap paman dengan tajam, aku benar-benar sangat ingin membunuhnya.
dengan cepat aku mengarahkan tinjuku kearah paman, namun tidak berhasil karena pria bertubuh gempal tadi langsung menangkap kepalan tanganku dan balas mengarahkan tinjunya tepat di pipi kananku. Aku terkejut dan sedikit terhuyung kebelakang, pipiku terasa keram. Beberapa saat kemudian aku merasakan cairan hangat mengalir di sela-sela bibirku dan lubang hidungku. Seketika pandanganku buram, tidak, Aku tidak boleh kalah! Aku harus balas! Dengan cepat aku menendang perut pria tersebut, lalu menghujaninya dengan tendangan baling-baling kakiku yang tidak terlalu panjang ini. Dia jatuh terpental, dan langsung tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahku Apa?
ActionJika jodoh sudah tiba, mau tidak mau kamu harus terima, bukan? Lantas, bagaimana jika dia bukan jodoh sebenarnya? Aini, seorang anak yatim piatu yang jago bela diri dan menjadi Bos salah satu Geng Motor yang paling di takuti di kotanya. Namun, dia m...