Ahn Yujin mengecup kening istrinha yang sudah tertidur pulas di tutupi oleh selimut hangat di tubuhnya.
Laki laki itu berjalan turun dari ranjang dan memakai bathrobenya untuk keluar minum sekaleng atau dua kaleng beer untuk menenangkan dirinya.
Ctrasshhh!
Kaleng terbuka dan dengan segera Yujin berjalan kearah ruang tamu dan mendudukan dirinya di ruang tamu Mansion besar itu.
Yujin mengecek ponselnya dan menatap foto foto kebersamaan dirinya dengan sahabat sahabat lain juga mendiang kakak iparnya.
Dirinya melihat bagaimana pengaruh besar kakak iparnya dalam hidupnya dan orang orang yang ia sayangi sangatlah besar, dan dirinya benar benar tidak terima jika kakak iparnya itu sangat cepat dipanggil Tuhan.
Belum lagi kehancuran Yireon dan Aireon putri mereka yang akan menginjak usia 4 tahun, bahkan Yireon yang mengandung 3 minggu.
Permintaan Minju penuh airmata juga menjadi beban pikiran untuknya, Yujin tau Minju sangat dan sangat menyayangi kakaknya, tapi apakah dirinya memang harus menikahi Yireon juga dan membagi perhatian pada Minju dan Yireon?
Bukankah itu kejam saat dirinya menjadi suami untuk kakak beradik dan dimana dirinya harus membagi kasih sayang secara adil pada dua istrinya nanti dan Yujin tidak mau, karena cintanya hanya untuk Minju...
Sedang asik meneguk beer di tangannya, perhatian Yujin teralih pada sebuah pelukan dikakinya dari seorang anak kecil yang tiba tiba memeluk kakinya.
"Om Yujin..." kata anak itu pelan membuat Yujin langsung meletakan kaleng beernya dan membawa anak itu kepangkuannya.
"Aireon kenapa? kok belum bobo? koko Minhee nakal? Aireon di jahilin?" tanya Yujin saat melihat anak itu mewek namun dengan segera di jawab gelengan kepala oleh keponakannya itu.
"Terus kenapa? Aireon gabisa bobo? mau bobo sama om sama tante?" tanya Yujin pada gadis kecil yang sangat mirip dengan Yireon itu.
"Aileon mau minta tolong om..." kata anak itu pelan membuat kening Yujin berkerut.
"Minta tolong apa?"
"Mama sama tante Juli gamau antelin Aileon temu papa... Om Ujin pasti tau kan papa mana? napa papa gak pulang sama om telus napa mama nangis pulang dali kelual sama om tante?" tanya Aireon pada Yujin membuat laki laki itu menghembuskan nafas kasar.
"Aireon... papa Aireon ada di suatu tempat tapi papa gak akan ninggalin Aireon sama mama dan akan terus jagain kalian" kata Yujin memberi pengertian kecil pada anak itu.
"Dimana om? Antel Aileon kesana om, Aileon janji ndapapa naik pesawat lama, Aileon janji ndak muntah naik mobil lama! Antelin Aileon om... please..." kata Aireon memelas pada Yujin.
"Aireon... om gak bisa anter Aireon kesana. Karena tempat itu beda"
"Beda kenapa? kenapa papa kecana? papa malah sama Aileon? Aileon selama ini nakal ya om... tolong Aileon om bawa Aileon ketemu papa.. sekali aja.." kata Aireon menitikan air matanya namun tidak terisak.
Walaupun wajah Aireon sangat mendominasi Yireon, tapi sifat anak itu benar benar mirip Aisha yang pendiam dan kuat, namun tetaplah anak itu hanya anak perempuan kecil.
"Maafin om ya, om sayang sama Aireon..." kata Yujin mendekap anak itu meredakan tangisan kecil anak itu sambil ikut merasakan kepedihan anak tiga tahun itu.
....
Di lantai dua, ruang kerja Aisha tampak gelap hanya disinari cahaya dari jendela saja yang masih terbuka dan layar komputer yang masih hidup.